(pertemuan ke 216) nafsu serakah

Di mana-mana di belahan muka bumi ini Terdengar suara genderang perang silih-berganti Di mana-mana di belahan muka bumi ini Teramat banyaknya bergelimpangan manusia mati



Itu karena nafsu serakah Manusia yang ingin berkuasa Dengan segala kelicikannya Berlakulah halal segala cara



Apakah sekarang Berlaku lagi hukum rimba Golongan yang kuat Menindas golongan yang lemah Segelintir orang Yang haus akan kekuasaan Membuat dunia Penuh dengan penderitaan



Hentikanlah penindasan Hentikanlah kedhaliman Kapan kiranya akan tegak keadilan



Aa...h



Di mana-mana, hampir di seluruh punggung dunia Terdengar suara keluhan manusia yang gelisah Di mana-mana, hampir di seluruh punggung dunia Banyak manusia jadi mangsa dari sesamanya



Itu karena sang manusia Sudah lupa kepada penciptanya Agama hanya pelengkap belaka Manusia telah bertuhan dunia

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

TOMAT.......NTAR TOBAT NTAR MAKSIAT.......

Dengarlah hai sobat

Saat kau maksiat

Dan kau bayangkan ajal mendekat

Apa kan kau buat

Kau takkan selamat

Pasti dirimu habis dan tamat

Bukan ku sok taat

Sebelum terlambat

Ayo sama-sama kita taubat

Dunia sesaat Awas kau tersesat

Ingatlah masih ada akhirat

Astafighrullahal’adzim

Ingat mati,

ingat sakit

Ingatlah saat kau sulit

Ingat ingat hidup cuman satu kali

Berapa dosa kau buat

Berapa kali maksiat

Ingat ingat sobat

ingatlah akhirat

Cepat ucap astafighrullahal’adzim

Pandanglah ke sana

Lihat yang di sana

Mereka yang terbaring di tanah

Bukankah mereka Pernah hidup

juga Kita pun kan menyusul mereka

Astafighrullahal’adzim

Cepat ucap astafighrullahal’adzim


Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

JANGAN MUNAFIK..................LAIN DIBIBR LAIN DIHATI........

Bila engkau berbicara Lain di bibir lain di hati Dan bila engkau berjanji Selalu engkau ingkari

Jikalau kau dipercaya Lalu kau mengkhianatinya Lalu kau mengkhianatinya

Itu munafik namanya Itu munafik namanya

Bila engkau berbicara Lain di bibir lain di hati Dan bila engkau berjanji Selalu engkau ingkari

Jikalau kau dipercaya Lalu kau mengkhianatinya Lalu kau mengkhianatinya

Itu munafik namanya Itu munafik namanya



Pabila ketiga sifat Ini ada pada dirimu Engkaulah manusia Paling durjana di atas dunia Paling durjana di atas dunia

Dan kelak di padang makhsar Oh dari mulutmu keluar nanah bercampur darah

Sebagai suatu balasan Dirimu yang penuh kedustaan

Pabila ketiga sifat Ini ada pada dirimu Engkaulah manusia Paling durjana di atas dunia Paling durjana di atas dunia

Dan kelak di padang makhsar Oh dari mulutmu keluar nanah bercampur darah

Sebagai suatu balasan Dirimu yang penuh kedustaan

Bila engkau berbicara Lain di bibir lain di hati Dan bila engkau berjanji Selalu engkau ingkari

Jikalau kau dipercaya Lalu kau mengkhianatinya Lalu kau mengkhianatinya

Itu munafik namanya

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

KEAGUNGAN TUHAN

Insyaflah Wahai Manusia

Jika Diri Mu Bernoda

Dunia Hanya Naungan

'Tuk Makhluk Ciptaan Tuhan



Dengan Tiada Terduga

Dunia Ini Kan Binasa

Kita Kembali Ke Asalnya

Menghadap Tuhan Yang Esa



Dialah Pengasih Dan Penyayang

kepada Semua Insan

Janganlah Ragu Atau Bimbang

Pada Keagungan Tuhan

Betapa Maha Besarnya

Kuasa Segala Semesta



Siapa Selalu Mengabdi

Berbakti Pada Ilahi

Sentosa Selama-Lamanya

Di Dunia Dan Akhir Masa

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

(PERTEMUAN KE 215) SEBENARNYA APA SIH YANG MENGHALANGIMU MALES PAKE JILBAB.............

Saudariku… Seorang mukmin dengan mukmin lain ibarat cermin. Bukan cermin yang memantulkan bayangan fisik, melainkan cermin yang menjadi refleksi akhlak dan tingkah laku. Kita dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari saudara seagama kita. Cerminan baik dari saudara kita tentulah baik pula untuk kita ikuti. Sedangkan cerminan buruk dari saudara kita lebih pantas untuk kita tinggalkan dan jadikan pembelajaran untuk saling memperbaiki.



Saudariku… Tentu engkau sudah mengetahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai. Dan salah satu bukti cinta Islam kepada kita –kaum wanita– adalah perintah untuk berjilbab. Namun, kulihat engkau masih belum mengambil “kado istimewa” itu. Kudengar masih banyak alasan yang menginap di rongga-rongga pikiran dan hatimu setiap kali kutanya, “Kenapa jilbabmu masih belum kau pakai?” Padahal sudah banyak waktu kau luangkan untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perintah jilbab. Sudah sekian judul buku engkau baca untuk memantapkan hatimu agar segera berjilbab. Juga ribuan surat cinta dari saudarimu yang menginginkan agar jilbabmu itu segera kau kenakan. Lalu kenapa, jilbabmu masih terlipat rapi di dalam lemari dan bukan terjulur untuk menutupi dirimu?

Mengapa Harus Berjilbab?

Mungkin aku harus kembali mengingatkanmu tentang alasan penting kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan perintah jilbab kepada kita –kaum Hawa- dan bukan kepada kaum Adam. Saudariku, jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia tidak dinikmati oleh sembarang orang. Ingatkah engkau ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian serupa yang masih baru dalam segel. Kenapa demikian? Karena engkau ingin mengenakan pakaian yang baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang lain. Jika demikian sikapmu pada pakaian yang hendak engkau beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri? Tentu engkau akan lebih memantapkan ’segel’nya, agar dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian? Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pada firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,

“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.’” (Qs. An-Nuur: 31)

Dan firman-Nya, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)

Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang individu yang menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang merajalela di luar sana. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya,

“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)

Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?

“Aku Belum Berjilbab, Karena…”

1. “Hatiku masih belum mantap untuk berjilbab. Jika hatiku sudah mantap, aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih melaksanakan shalat, puasa dan semua perintah wajib kok..”

Wahai saudariku… Sadarkah engkau, siapa yang memerintahmu untuk mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb alam semesta. Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yang berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa engkau beriman kepada sebagian ketetapan-Nya dan ingkar terhadap sebagian yang lain, padahal engkau mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu adalah satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Seperti shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan, maka berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya juga engkau perhatikan. Allah Ta’ala telah menurunkan perintah hijab kepada setiap wanita mukminah. Maka itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yang memiliki iman yang ridha mengerjakan perintah ini. Adakah engkau tidak termasuk ke dalam golongan wanita mukminah?

Ingatlah saudariku, bahwa sesungguhnya keadaanmu yang tidak berjilbab namun masih mengerjakan amalan-amalan lain, adalah seperti orang yang membawa satu kendi penuh dengan kebaikan akan tetapi kendi itu berlubang, karena engkau tidak berjilbab. Janganlah engkau sia-siakan amal shalihmu disebabkan orang-orang yang dengan bebas di setiap tempat memandangi dirimu yang tidak mengenakan jilbab. Silakan engkau bandingkan jumlah lelaki yang bukan mahram yang melihatmu tanpa jilbab setiap hari dengan jumlah pahala yang engkau peroleh, adakah sama banyaknya?

2. “Iman kan letaknya di hati. Dan yang tahu hati seseorang hanya aku dan Allah.”

Duhai saudariku…Tahukah engkau bahwa sahnya iman seseorang itu terwujud dengan tiga hal, yakni meyakini sepenuhnya dengan hati, menyebutnya dengan lisan, dan melakukannya dengan perbuatan?

Seseorang yang beramal hanya sebatas perbuatan dan lisan, tanpa disertai dengan keyakinan penuh dalam hatinya, maka dia termasuk ke dalam golongan orang munafik. Sementara seseorang yang beriman hanya dengan hatinya, tanpa direalisasikan dengan amal perbuatan yang nyata, maka dia termasuk kepada golongan orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang mukmin. Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini dengan hati, tetapi dia juga merealisasikan apa yang diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan. Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dengan hatimu dan engkau juga telah mengakuinya dengan lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu itu dengan bersegera mengamalkan perintah jilbab.

3. “Aku kan masih muda…”

Saudariku tercinta… Engkau berkata bahwa usiamu masih belia sehingga menahanmu dari mengenakan jilbab, dapatkah engkau menjamin bahwa esok masih untuk dirimu? Apakah engkau telah mengetahui jatah hidupmu di dunia, sehingga engkau berkata bahwa engkau masih muda dan masih memiliki waktu yang panjang? Belumkah engkau baca firman Allah ‘Azza wa Jalla yang artinya,

“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu sesungguhnya mengetahui.” (Qs. Al-Mu’minuun: 114)

“Pada hari mereka melihat adzab yang diancam kepada mereka, (mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) waktu pelajaran yang cukup.” (Qs. Al-Ahqaaf: 35)

Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu atau teman karibmu yang seusia denganmu atau di bawah usiamu telah menemui Malaikat Maut karena perintah Allah ‘Azza wa Jalla? Tidakkah juga engkau perhatikan si fulanah yang kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui ajalnya dan menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu menjadi peringatan bagimu, bahwa kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sekarat atau pun orang yang lanjut usia? Dan Malaikat Maut tidak akan memberimu penangguhan waktu barang sedetik pun, ketika ajalmu sudah sampai. Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah dekat dan dunia bertambah jauh. Bekal apa yang telah engkau siapkan untuk hidup sesudah mati? Ketahuilah saudariku, kematian itu datangnya lebih cepat dari detak jantungmu yang berikutnya. Jadi cepatlah, jangan sampai terlambat…

4. “Jilbab bikin rambutku jadi rontok…”

Sepertinya engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai ‘canggih’nya jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata dalam Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala Shihhah wa Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan dan keselamatan rambut,

“Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut. Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana juga udara luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut. Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata dengan rambut yang ada di dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang menyebabkan rambut bertambah panjang dengan ukuran sekian millimeter setiap hari. Ia mendapatkan suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit.

Dari sana dapat kita katakan bahwa kesehatan rambut bergantung pada kesehatan tubuh secara umum. Bahwa apa saja yang mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa sakit atau kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya rambut. Dan dalam kondisi mengenakan jilbab, rambut harus dicuci dengan sabun atau shampo dua atau tiga kali dalam sepekan, menurut kadar lemak pada kulit kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak, maka hendaklah mencuci rambut tiga kali dalam sepekan. Jika tidak maka cukup mencucinya dua kali dalam sepekan. Jangan sampai kurang dari kadar ini dalam kondisi apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit kepala akan berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang rambut, dan rambut pun akan rontok.” (Terj. Banaatunaa wal Hijab hal. 66-67)

5. “Kalau aku pakai jilbab, nanti tidak ada laki-laki yang mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya nanti saja, sesudah menikah.”

Wahai saudariku… Tahukah engkau siapakah lelaki yang datang meminangmu itu, sementara engkau masih belum berjilbab? Dia adalah lelaki dayyuts, yang tidak memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat sembarangan. Bagaimana engkau bisa berpendapat bahwa setelah menikah nanti, suamimu itu akan ridha membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat, sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih santai saja mendapati dirimu tampil dengan pakaian ala kadarnya? Jika benar dia mencintai dirimu, maka seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika melihat auratmu terbuka barang sejengkal saja. Dia akan menjaga dirimu dari pandangan liar lelaki hidung belang yang berkeliaran di luar sana. Dia akan lebih memilih dirimu yang berjilbab daripada dirimu yang tanpa jilbab. Inilah yang dinamakan pembuktian cinta yang hakiki!

Maka, jika datang seorang lelaki yang meminangmu dan ridha atas keadaanmu yang masih belum berjilbab, waspadalah. Jangan-jangan dia adalah lelaki dayyuts yang menjadi calon penghuni Neraka. Sekarang pikirkanlah olehmu saudariku, kemanakah bahtera rumah tanggamu akan bermuara apabila nahkodanya adalah calon penghuni Neraka?

6. “Pakai jilbab itu ribet dan mengganggu pekerjaan. Bisa-bisa nanti aku dipecat dari pekerjaan.”

Saudariku… Islam tidak pernah membatasi ruang gerak seseorang selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi, Islam membatasi segala hal yang dapat membahayakan seorang wanita dalam melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya. Jilbab yang menjadi salah satu syari’at Islam adalah sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama jika dia hendak melakukan aktivitas di luar rumahnya. Maka dengan perginya engkau untuk bekerja di luar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yang seharusnya dapat engkau hindari. Alih-alih mempertahankan pekerjaan, engkau malah menggadaikan kehormatan dan harga dirimu demi setumpuk materi.

Tahukah engkau saudariku, siapa yang memberimu rizki? Bukankah Allah -Rabb yang berada di atas ‘Arsy-Nya- yang memerintahkan para malaikat untuk membagikan rizki kepada setiap hamba tanpa ada yang dikurangi barang sedikitpun? Mengapa engkau lebih mengkhawatirkan atasanmu yang juga rizkinya bergantung kepada kemurahan Allah?

Apakah jika engkau lebih memilih untuk tetap tidak berjilbab, maka atasanmu itu akan menjamin dirimu menjadi calon penghuni Surga? Ataukah Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menurunkan perintah ini kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan mengadzabmu akibat kedurhakaanmu itu? Pikirkanlah saudariku… Pikirkanlah hal ini baik-baik!

7. “Jilbab itu bikin gerah, dan aku tidak kuat kepanasan.”

Saudariku… Panas mentari yang engkau rasakan di dalam dunia ini tidak sebanding dengan panasnya Neraka yang akan kau terima kelak, jika engkau masih belum mau untuk berjilbab. Sungguh, dia tidak sebanding. Apakah engkau belum mendengar firman Allah yang berbunyi,

“Katakanlah: ‘(Api) Neraka Jahannam itu lebih sangat panas. Jika mereka mengetahui.’” (Qs. At-Taubah: 81)

Dan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi sebesar) enam puluh sembilan kali lipat (bagian).” [Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132). Lihat juga Shahih Al-Jaami' (no. 6742), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Manakah yang lebih sanggup engkau bersabar darinya, panasnya matahari di bumi ataukah panasnya Neraka di akhirat nanti? Tentu engkau bisa menimbangnya sendiri…

8. “Jilbab itu pilihan. Siapa yang mau pakai jilbab silakan, yang belum mau juga gak apa-apa. Yang penting akhlaknya saja benar.”

Duhai saudariku… Sepertinya engkau belum tahu apa yang dimaksud dengan akhlak mulia itu. Engkau menafikan jilbab dari cakupan akhlak mulia, padahal sudah jelas bahwa jilbab adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak mulia. Jika tidak, maka Allah tidak akan memerintahkan kita untuk berjilbab, karena dia tidak termasuk ke dalam akhlak mulia.

Pikirkanlah olehmu baik-baik, adakah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berakhlak buruk? Atau adakah Allah mengadakan suatu ketentuan yang tidak termasuk dalam kebaikan dan mengandung manfaat yang sangat besar? Jika engkau menjawab tidak ada, maka dengan demikian engkau telah membantah pendapatmu sendiri dan engkau telah setuju bahwa jilbab termasuk ke dalam sekian banyak akhlak mulia yang harus kita koleksi satu persatu. Bukankah demikian?

Ketahuilah olehmu, keputusanmu untuk tidak mengenakan jilbab akan membuat Rabb-mu menjadi cemburu, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya,

“Sesungguhnya Allah itu cemburu dan seorang Mukmin juga cemburu. Adapun cemburunya Allah disebabkan oleh seorang hamba yang mengerjakan perkara yang diharamkan oleh-Nya.” [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 4925) dan Muslim (no. 2761)]

9. “Sepertinya Allah belum memberiku hidayah untuk segera berjilbab.”

Saudariku… Hidayah Allah tidak akan datang begitu saja, tanpa engkau melakukan apa-apa. Engkau harus menjalankan sunnatullah, yakni dengan mencari sebab-sebab datangnya hidayah tersebut.

Ketahuilah bahwa hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu hidayatul bayan dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adalah bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran, dan di dalamnya terdapat campur tangan manusia. Adapun hidayatut taufiq adalah sepenuhnya hak Allah. Dia merupakan peneguhan, penjagaan, dan pertolongan yang diberikan Allah kepada hati seseorang agar tetap dalam kebenaran. Dan hidayah ini akan datang setelah hidayatul bayan dilakukan.

Janganlah engkau jual kebahagiaanmu yang abadi dalam Surga kelak dengan dunia yang fana ini. Buanglah jauh-jauh perasaan was-wasmu itu. Tempuhlah usaha itu dengan berjilbab, sementara hatimu terus berdo’a kepada-Nya, “Allahummahdini wa saddidni. Allahumma tsabit qolbi ‘ala dinik (Yaa Allah, berilah aku petunjuk dan luruskanlah diriku. Yaa Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).”


Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

(PERTEMUAN KE 216) HUMOR DARI SEORANG SALAF

1. Iblis pernah datang menemui Isa ‘alaihissalam. Dengan pongah, si Iblis berkata, “Eh Isa! Bukankah engkau yakin, bahwa segala yang tidak ditakdirkan oleh Allah, tidak akan menimpamu?”

“Ya,” jawab Isa.

“Kalau begitu, coba engkau terjun dari atas gunung ini. Kalau Allah menakdirkan selamat, pasti engkau akan selamat.” Ujar si Iblis.

Dengan tenang, Isa menjawab, “Hai makhluk laknat! Sesungguhnya Allah itu berhak menguji para hamba-Nya, tapi seorang hamba,m tidak punya hak untuk menguji Allh!” [1]

2. Ada seorang lelaki datang menjumpai Muawiyyah. Kebetulan, ia bertemu pertama kali dengan penjaga pintu gerbang kediaman beliau.

“Tolong beritahukan kepada Muawiyyah, saudaranya datang.” Ujarnya.

Saat mendapatkan pesan itu, Muawiyyah terheran-heran, “Rasanya aku tidak kenal. Tapi biarkan dia masuk.” perintah beliau. Orang itupun masuk.

Saat tiba di hadapan beliau, beliau bertanya, “Engkau saudaraku dari pihak mana?” tanya beliau.

“Dari Adam dan Hawa,” jawab orang itu santai.

“Tolong berikan satu dirham kepada orang ini.” perintah beliau

“Hai, kenapa engkau cuma memberi satu dirham kepada saudara seayah dan seibumu?” tanya orang itu dengan kesal.

Muawiyyah menjawab dengan santai, “Kalau setiap saudaraku dari Adam dan Hawa harus kuberi uang, pasti satu dirham itupun tidak akan sampai ke tanganmu!” [2]

3. Suatu hari, khalifah al-Makmun bertanya kepada Abdullah, “Mana yang lebih nyaman, tempatku ini, atau rumahmu?”

Abdullah menjawab, “jelas rumahku. Kalau di rumah, aku menjadi raja, tapi disini aku menjadi budak.” Kontan , khalifah pun tertawa. [3]

4. Jarir meriwayatkan,” Suatu hari Al A’masy duduk di pojok majelis. Sementara kami duduk di bagian pojok lain. Di Dekat tempat itu, ada air hujan menggenang membentuk sebuah danau kecil. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang mengenakan mantel hitam . Saat melihat al A’masy, ia memandang rendah, karena pakaian beliau yang sederhana.

“Heh bangun, cepat bantu aku menyebrangi danau ini.” Ia membangunkan al A’masy dan menarik tangannya dengan kasar. Lalu ia memaksa beliau menggendongnya. Konyolnya, sambil menikmati gendongan si Ulama tadi, laki-laki itu membaca ayat berikut:

“Maha Suci Dia yang telah menunddukan kendaraan ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya..” [az-Zukhruf: 13]

Saat tiba di tengah danau, al A’masy melemparkan lelaki itu ke dalam air, sambil membaca ayat berikut:

“Dan berdo’alah, “Ya Rabbku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat..” [al Mukminun: 29]

Beliau keluar dari danau itu, dan membiarkan si lelaki konyol berendam di air danau. [4]

5. Isa bin Amru mengisahkan, ada seorang lelaki badui pergi ke negeri Bahrain. Ia mengumpulkan masyarakat Yahudi di negeri itu. Lalu itu bertanya, “Bagaimana pendapat kalian tentang Isa bin Maryam?”

“Kami memang membunuh dan menyalibnya!” tegas mereka, untuk mempertahankan pendapat nenek monyang mereka.

“Tidak masalah, tapi apakah kalian sudah membayarkan diyatnya? [5] tanyanya.

“Belum,” jawab masyarakat Yahudi itu.

“Kalau begitu,jangan pergi dari sini sebelum kalian membayarkan diyat itu kepadaku.” Akhirnya, merekapun baru keluar setelah semuanya membayar diyat tersebut..”!! [6]

6. Ada seorang pria beragama Nasrani yang kerapdatang mengunjungi Imam adh-Dhahhaq bin Muzaahim. Suatu hari Imam adh-Dhahhaq bertanya:

“Kenapa engkau tidak juga masuk Islam?”

“Karena aku masih suka menenggak minuman keras, dan tidak tahan hidup tanpa minuman itu.” Jawabnya.

“Kalau begitu masuk Islam saja dan silahkan tetap menenggak minuman keras kesukaanmu itu.” Ujar adh-Dhahhaq yakin.

akhirnya lelaki itu pun masuk Islam. Saat ia sudah masuk Islam, imam adh-Dhahhaq berkata kepadanya:

“Nah, sekarang kamu sudah masuk Islam. Kalau kamu masih juga menenggak minuman keras, kami akan menghukummu dengan cambukan.. Kalau kamu murtad (keluar) dari Islam, kami akan membunuhmu!!!

Lelaki itu pun terbengong-bengong mendengarnya…… [7]

Note:

[1] Lihat kitab al-Adzkiyaa hal.11

[2] Kitab al-Adzkiyaa hal.20-21

[3] Kitab al-Adzkiyaa hal.46

[4] Kitab al-Adzkiyaa hal.64

[5] Diyat adalah uang ganti rugi karena telah membunuh orang, sebagai ganti rugi dari qisshas. Kaum Yahudi mengakui adanya hukum tersebut dalam agama mereka

[6] Kitab al-Adzkiyaa hal.75

[7] Kitab al-Adzkiyaa hal.82

Sumber: Disalin ulang dari buku “Humor Salafi” karya al Ustadz Abu Umar Basyir -hafizhahullah-

Kunjungi toko buku terdekat anda..dengan harga 14 ribu, anda bisa menikmati canda2 para Nabi dan Rasul, para Sahabat, para Ulama, Qadhi, orang2 badui, orang2 awwam dll ^_^

“Jika harus tersenyum, tersenyumlah dengan bijak..

Jika harus tertawa, tertawalah dengan bijak”






Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

ADA ISTILAH KECANTIKAN LAKI LAKI DAN KEGAGAHAN WANITA..............

kECANTIKAN SEORANG LAKI-LAKI BUKAN KEADAAN RUPA FISIKAL TETAPI PADA MURNIROHANI.LELAKI YANG CANTIK ADALAH;-



1).Lelaki yang mampu mengalirkan air mata untuk ingatan.

2).Lelaki yang bersedia menerima teguran.

3).Lelaki yang memberi madu setelah racun.

4).Lelaki yang tenang dan lapang dada.

5).Lelaki yang berbaik sangka.

6).Lelaki yang tidak pernah putus asa,kecantikan laki-laki terletak pada kemuliaan hati.

Seluruh kacantikan Yang ada pada Nabi mUHAMMAD SAW adalah kecantikan yang sempurna dari seorang laki-laki.





KEGAGAHAN SEORANG WANITA.

Kegagahan seorang wanita bukan kepada besarnya otot atau badan tetapi pada kekuatan perasaan.perempuan yang gagah adalah:-



1).Perempuan yang tahan menerima sebuah kehilangan.

2).Perempuan yang tidak takut pada kemiskinan.

3).Perempuan yang tabah menaggung kerinduan setelah ditinggallkan.

4).Perempuan yang tidak meminta-minta agar dipenuhi keinginannnya.

Kegagahan perempuan berdiri diatas teguh iman,seluruh kegagahan yang ada pada khadijdah,adalah kegagahan sempurna bagi seorang perempuan.





Sabda Rasululloh.....''Sebarkan ajaranku walaupun hanya 1 ayat''(QS,Al-Azhab ;71)

Niscaya Alloh memperbaiki bagimu amalan2mu,mengampuni segala dosa2mu. Dan barang siapa menaati Alloh dan Rasulnya,maka sesungguhnya Ia telah mendapatkan pahala yang besar.

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

(PERTEMUAN KE 217) Hati-Hati Dengan Penulisan “Assalamu’alaikum”

Mungkin karena kesibukan,di antara kita sering menyingkat ucapan “salam” yang arti awalnya doa keselamatan justru menjadi “cacian” dan kata “jorok”. Lho bagaimana bisa?



Ucapan “Assalamu’alaikum”, , merupakan anjuran agama, dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat beragama, dengan salam dapat menjalin persaudaraan dan kasih sayang, karena orang yang mengucapkan salam berarti mereka saling mendo’akan agar mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.” [HR Muslim dari Abi Hurairah]



Saya seringkali menerima sms atau e-mail dari beberapa kawan dan juga beberapa ustadz yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya pun macam-macam. Ada yang singkat seperti “Asw” atau “Aslm”. Ada yang sedikit lebih panjang seperti ; “Ass Wr Wb” atau “Aslmwrwb” . Namun yang sering saya dapatkan, adalah singkatan “Ass”. Singkatan terakhir ini paling umum dan paling sering digunakan. Bagi saya, ini adalah singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau mengerti artinya.



Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut;

“Ass” berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Don’t be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat).



Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus doa yang kita tujukan kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan do’a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila kita mengucap salam dengan hanya menuliskan “Ass”, secara tidak sadar mungkin kita malah mendoakan hal yang buruk terhadap saudara kita.



Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah “met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa keselamatan Assalamu’alaikum menjadi “Ass” (pantat).



Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan doa keselamatan yang terjadi justeru sebaliknya, mendoakan keburukan. Kalau boleh saya mengistilahkah, niat baik ingin berdoa, jadinya malah ucapan kotor.



Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan doa. Apabila kita dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal, balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan. Hanya saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya sangat mulia, maka yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-bisa menjadi umpatan kotor.



Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganti ucapan Assalamu’alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi “Ass” (pantat), ini mirip dengan mengganti doa yang baik dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) “Pantat Lu!”



Singkatan ala Rasulullah

Meski nampak sederhana, ucapan salam sudah diatur oleh agama kita (Islam). Ucapan Assalamu alaikum ?????? ????? dalam Bahasa Arab, digunakan oleh kaum Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, intinya untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Itulah agama kita.



Sebelum Islam datang, orang Arab terbiasa menggunakan ungkapan-ungkapan salam yang lain, seperti Hayakallah. Artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup. Namun ketika Islam datang, ucapan itu diganti menjadi Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan, bahwa salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti “Semoga Allah menjadi Pelindungmu”.



Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)



Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)



Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)



Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86. Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Bedanya agama kita dengan agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan salam kepada saudaranya, dia akan diganjar dengan kebaikan (pahala).



Dalam kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh Allah dan diajarkan kepada Rasulullah. Dalam suatu pertemuan bersama Rasulullah SAW, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah SAW lalu bersabda, “Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan,” ujar beliau.



Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, “Assalamu’alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah SAW, “Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wa baraokatuh.” Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah].



Nah dari tiga singkatan itu silahkan Anda pilih yang mana yang Anda inginkan tanpa harus menyingkatnya sendiri yang justru bisa menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jangan Anda lupakan, tiga singkatan itu sudah rumus dari Nabi yang dipilihkan untuk kita.

Satu hal lagi yang perlu diingat adalah ketika kita menuliskan kata Assalamu’alaikum, perlu diperhatikan agar jangan sampai huruf L nya tertinggal sehingga menjadi Assaamu’alaikum. Karena apa ? Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang Yahudi yang memberi salam kepada Nabi dengan ucapan “Assaamu ‘alaika ya Muhammad” (Semoga kematian dilimpahkan kepadamu).



Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari “Assalaamu ‘alaikum”. Maka nabi berkata, “Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu ‘alaikum, maka jawablah dengan wa ‘alaikum (Dan semoga atas kalian pula).” [HR. Bukhari]



Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini. Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad SAW tadi. Mungkin Anda agak capek sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Menjaga Lisan dan Hati..

Jalan keselamatan diantaranya adalah dengan menjaga lisan dan hati dari melakukan apa saja yang terlarang, seperti ghibah (menggunjing), mencaci-maki, melaknat, berprasangka buruk, iri, dengki dan lainnya.Hendaklah kita sibukkan diri kita dengan mencari keburukan diri kita sendiri kemudian berus...aha memperbaikinya.Terutama mari kita jaga lisan dan hati terhadap sesama muslim terutama terhadap para sahabat Nabi dan para isteri Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.Semoga Ridha Allah selalu terlimpahkan kepada para sahabat Nabi dan para isteri Nabi, Radhiallahu 'Anhum.


Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

ASAL PADE TAU YEEE..KAWIN BEDA AGAMA ITU HARAM, NI LIAT FATWANYE...

KEPUTUSAN FATWA

MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor : 4/MUNAS VII/MUI/8/2005



Tentang

PERKAWINAN BEDA AGAMA



Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional VII MUI, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426H. / 26-29 Juli 2005M., setelah



MENIMBANG :

1. Bahwa belakangan ini disinyalir banyak terjadi perkawinan beda agama;
2. Bahwa perkawinan beda agama ini bukan saja mengundang perdebatan di antara sesama umat Islam, akan tetapi juga sering mengundang keresahan di tengah-tengah masyarakat;
3. Bahwa di tengah-tengah masyarakat telah muncul pemikiran yang membenarkan perkawinan beda agama dengan dalih hak asasi manusia dan kemaslahatan;
4. Bahwa untuk mewujudkan dan memelihara ketentraman kehidupan berumah tangga, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang perkawinan beda agama untuk dijadikan pedoman.

MENGINGAT :

1. Firman Allah SWT :Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawini-nya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. al-Nisa [4] : 3);Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. al-Rum [3] : 21);Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperlihatkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. al-Tahrim [66]:6 );Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. (QS. al-Maidah [5] : 5);Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita yang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya . Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. al-Baqarah [2] : 221)Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Alllah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka jangalah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya diantara kamu. Dan Allah maha mengetahui dan maha bijaksana (QS. al-Mumtahianah [60] : 10).Dan barang siapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, Ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah mas kawin mereka menurut yang patut, sedang mereka pun wanita-wanita yang memelihara diri bukan pezina dan bukan (pula) wanita-wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separuh hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut pada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) diantaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengamun dan Maha Penyayang (QS. al-Nisa [4] : 25).
2. Hadis-hadis Rasulullah s.a.w :Wanita itu (boleh) dinikahi karena empat hal : (i) karena hartanya; (ii) karena (asal-usul) keturunannya; (iii) karena kecantikannya; (iv) karena agama. Maka hendaklah kamu berpegang teguh (dengan perempuan) yang menurut agama Islam; (jika tidak) akan binasalah kedua tangan-mu (Hadis riwayat muttafaq alaih dari Abi Hurairah r.a);
3. Qa’idah Fiqh :Mencegah kemafsadatan lebih didahulukan (diutamakan) dari pada menarik kemaslahatan.

MEMPERHATIKAN :

1. Keputusan Fatwa MUI dalam Munas II tahun 1400/1980 tentang Perkawinan Campuran.
2. Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005 :

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT



MEMUTUSKAN



MENETAPKAN :



FATWA TENTANG PERKAWINAN BEDA AGAMA

1. Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah.
2. Perkawinan laki-laki muslim dengan wanita Ahlu Kitab, menurut qaul mu’tamad, adalah haram dan tidak sah.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 22 Jumadil Akhir 1426 H.29 Juli 2005 M.



MUSYAWARAH NASIOANAL VII

MAJELIS ULAMA INDONESIA,

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa

Ketua, Sekretaris,



K. H. MA’RUF AMIN HASANUDDIN AF.



Perwakilan LAKPESDAM NU



RIDWANULLAH SHIDDIQ,SH



Perwakilan LDNU



Hamzah Ahmad,MM

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

DERITA BISA JADI NIKMAT LHO............

Sebuah pelajaran berharga dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Semoga dapat menghibur hati yang sedang luka atau merasakan derita.



Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:



Di antara sempurnanya nikmat Allah pada para hamba-Nya yang beriman, Dia menurunkan pada mereka kesulitan dan derita. Disebabkan derita ini mereka pun mentauhidkan-Nya (hanya berharap kemudahan pada Allah, pen). Mereka pun banyak berdo’a kepada-Nya dengan berbuat ikhlas. Mereka pun tidak berharap kecuali kepada-Nya. Di kala sulit tersebut, hati mereka pun selalu bergantung pada-Nya, tidak beralih pada selain-Nya. Akhirnya mereka bertawakkal dan kembali pada-Nya dan merasakan manisnya iman. Mereka pun merasakan begitu nikmatnya iman dan merasa berharganya terlepas dari syirik (karena mereka tidak memohon pada selain Allah). Inilah sebesar-besarnya nikmat atas mereka. Nikmat ini terasa lebih luar biasa dibandingkan dengan nikmat hilangnya sakit, hilangnya rasa takut, hilangnya kekeringan yang menimpa, atau karena datangnya kemudahan atau hilangnya kesulitan dalam kehidupan. Karena nikmat badan dan nikmat dunia lainnya bisa didapati orang kafir dan bisa pula didapati oleh orang mukmin.



Begitu sejuk mendengar kata indah dari Ibnu Taimiyah ini. Akibat derita, akibat musibah, akibat kesulitan, kita pun merasa dekat dengan Allah dan ingin kembali pada-Nya. Jadi tidak selamanya derita adalah derita. Derita itu bisa jadi nikmat sebagaimana yang beliau jelaskan. Derita bisa bertambah derita jika seseorang malah mengeluh dan jadikan makhluk sebagai tempat mengeluh derita. Hanya kepada Allah seharusnya kita berharap kemudahan dan lepas dari berbagai kesulitan.

Nikmat ketika kita kembali kepada Allah dan bertawakkal pada-Nya serta banyak memohon pada-Nya, ini terasa lebih nikmat dari hilangnya derita dunia yang ada. Karena kembali pada Allah dan tawakkal pada-Nya hanyalah nikmat yang dimiliki insan yang beriman dan tidak didapati para orang yang kafir. Sedangkan nikmat hilangnya sakit dan derita lainnya, itu bisa kita dapati pada orang kafir dan orang beriman.

Ingatlah baik-baik nasehat indah ini. Semoga kita bisa terus bersabar dan bersabar. Sabar itu tidak ada batasnya. Karena Allah Ta’ala janjikan,



إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ



“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan bahwa ganjarannya tidak bisa ditakar dan ditimbang. Ibnu Juraij mengatakan bahwa pahala bagi orang yang bersabar tidak bisa dihitung sama sekali, akan tetapi ia akan diberi tambahan dari itu. Maksudnya, pahala mereka tak terhingga. Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa balasan bagi orang yang bersabar adalah surga.


Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

ADA TUJUH MANFAAT DO'A...MAU TAU....

do’a itu memiliki banyak sekali fadhilah atau keutamaan. Berikut beberapa di antaranya:

Pertama: Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin Basyir)

Kedua: Do’a adalah sebab untuk mencegah bala’ bencana.

Ketiga: Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah. Manfaat do’a ada dalam tiga keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid)

Keempat: Do’a adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan menghadapi musuh.

Kelima: Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang pada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak diibadahi semata tidak pada selainnya.

Keenam: Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.

Ketujuh: Do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Semoga faedah ilmu ini memberikan kita motivasi untuk terus berdo’a dan banyak memohon pada Allah. Setiap do’a pasti bermanfaat. Setiap do’a pasti akan diberi yang terbaik oleh Allah menurut-Nya. Jadi jangan putus untuk terus memohon.



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

ANTARA SABAR DAN MENGELUH

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya. “Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati.” Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, “Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini.”

Abu Hassan bertanya, “Bagaimana hal yang merisaukanmu ?” Wanita itu menjawab, “Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, “Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?” Jawab adiknya, “Baiklah kalau begitu ?” Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua.”

Lalu Abul Hassan bertanya, “Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?” Wanita itu menjawab, “Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka.” Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,: ” Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya.”

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,: ” Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang.” Dan sabdanya pula, ” Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka.” (Riwayat oleh Imam Majah) Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

PENTINGKAH SEBUAH............RENUNGKAN........

Kini negara kita tercinta sedang dilanda musibah yang bertubi-tubi. Dimulai dari banjir bandang yang melanda kota papua, ibukota kita Jakarta, lalu yang baru-baru ini adalah gempa di Sumbar khususnya di Mentawai dan sekitarnya, dan letusan gunung merapi yang di Yogjakarta yang banyak memakan korban jiwa.



Mungkin kita berfikir, mungkinkah negara kita ini sedang di uji? apakah negara kita sedang dihukum, atau kah hanya sebuah peringatan dari yang maha kuasa?





Terlepas dari musibah yang melanda negara kita, mungkin diri kita sendiri pernah diberikan cobaan oleh tuhan YME. Apakah itu berupa kegagalan pada diri kita sendiri yang membuat kita merasa putus asa dan menyerah. Kadang kita merasa apakah tuhan sedang menguji kita, atau apakah dosa yang telah kita perbuat sehingga tuhan menghukum kita. Itulah kadang pikiran negatif yang sering terlintas di benak kita.





Marilah kita lihat dari cerita batu berikut ini, seberapa pentingkah batu itu, dan apa hiknah yang dapat kita ambil dari batu itu.



Pada suatu masa, dimana para ahli arkeologi sedang bekerja di sebuah pulau. Mereka heran kenapa tanah pertanian purba yang mereka gali itu banyak terdapat batu di dalam nya. Lalu mereka berfikir bagaimana mungkin sebuah lahan pertanian yang akan menghasilkan banyak makanan di penuhi oleh bebatuan?



Bukan kah secara logika jikalau kita menanam sesuatu itu diperlukan tanah yang tidak mengandung batu. Jika kita hendak menanam tanaman utk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan tanah yang baik pula, yang tanpa ada bebatuan. Dengan kondisi demikian, maka tanah akan mudah dibajak dan juga diolah.



Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata jawabannya sangat mengejutkan. Menanam bebatuan didaerah yang jarang mendapatkan hujan, ternyata dapat mengubah gurun pasir atau tanah kering menjadi perkebunan yang produktif. Ternyata bebatuan ini bisa mengumpulkan embun dan menciptkan kantung-kantung kelembapan di bawahnya. Bebatuan ini juga mencegah debu humus terkikis dengan cepat.



Jadi kunci nya adalah pada tanah yang kering dan tandus yang mungkin tidak ada harapan lagi untuk menumbuhkan tanaman apapun, dengan menanam bebatuan adalah sebuah solusi/ terapi.



Maka kesimpulan yang bisa diambil adalah:

1. Dengan menanam bebatuan merupakan proses peremajaan yang dilakukan oleh tanah.

2. Orang2 purba itu menanami tanah tandusnya dengan bebatuan, jadi mereka tidak mengutuk karena telah di beri tanah yang tandus. Sebaliknya mereka berupaya bagaimana dengan tanah yang tandus ini agar bisa di olah untuk pertanian meskipun mereka melakukan hal yang mustahil yaitu dengan menanam bebatuan.





Kegagalan atau masalah yang kita hadapi sekarang dapat kita analogikan dengan bebatuan itu. Seorang petani akan merasa kesal dan marah apabila tanah yang akan dicangkulnya ternyata ada bebatuan dan mereka akan berandai-andai jika saja tanah ini tidak ada bebatuan (masalah) yang menghalangi maka pekerjaan mereka akan cepat selesai.





Oleh sebab itu teman2ku, ternyata tidak semua bebatuan adalah penghalang. Justru dengan adanya bebatuan itu memberikan banyak peluang atau pintu masuk bagi munculnya kesuburan. Demikian juga dengan ada nya masalah, bisa saja masalah yang sedang kita hadapi sekarang ini merupakan pintu masuk menuju keberhasilan dan keberuntungan dimasa depan.



Kalau begitu, masihkah kita berfikir apakah kegagalan, musibah ataupun masalah yang kita hadapi merupakan hukuman buat kita???



Mungkin saja dibalik segala kegagalan dan masalah yang ada merupakan sebuah terapi dari Tuhan Yang Maha Esa agar kita yang tandus ini dapat berubah menjadi subur.



Berterima kasihlah kepada Allah SWT, ternyata Dia masih perhatian, sayang, ingat kepada kita agar kita di berikan kesempatan untuk bisa subur kembali.





Sesungguhnya segala yang baik itu datangnya dari Allah dan segala yang buruk itu datangnya dari Allah. Allahu Akbar...



Semoga saja dengan sepenggalan kisah ini bisa membuat saya sendiri dan juga teman2 menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Amin ya robbal alamin

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

(PERTEMUAN KE 218) Musibah dan Muhasabah: Kenapa Kita Diuji?

Semua manusia di muka bumi ini dalam apa peringkat sekalipun tidak terlepas daripada ujian Allah. Raja diuji, rakyat diuji, orang besar diuji, orang kecil diuji, orang perempuan diuji, orang lelaki diuji, orang jahat diuji, orang baik-baik pun diuji. Semua manusia tidak akan dapat mengelakkan diri mereka daripada diuji.



Ujian itu berbagai-bagai pula bentuknya. Bahkan seribu satu macam ujian datang menimpa dan datang dengan tidak disangka-sangka. Ada yang diuji dengan musibah kematian, kemiskinan, kesakitan, bencana alam, kejahatan manusia, fitnah, dengki, penyakit bawaan haiwan, bahaya yang datang dari makanan, bahkan adakalanya ujian perasaan. Kadang-kadang perkara-perkara yang tidak terfikir dan terduga dek akal pun boleh menjadi ujian kepada manusia. Ujian yang menjadi rahsia dalam rahsia Allah.



Ujian demi ujian datang menerpa. Isteri memudharatkan suami, suami memudharatkan isteri. Anak memudharatkan ibubapa, ibubapa memudharatkan anak-anaknya. Murid-murid memudharatkan guru, guru-guru memudharatkan murid-muridnya. Adakalanya kenderaan memudharatkan manusia. Harta juga sering memudharatkan tuannya sebagaimana pangkat dan kuasa memudharatkan pemiliknya. Paling menyedihkan apabila sahabat mengkhianati sahabatnya. Malah lebih malang lagi ialah apabila pendakwah menabur fitnah kepada pendakwah yang lain!



Ujian, mehnah dan tribulasi adalah lumrah di dalam Sekolah Kehidupan ini. Kalau memang sudah begini hakikatnya, alangkah baiknya jika ketika kita diuji dalam keadaan kita mentaatiNya daripada diuji dalam keadaan kita menderhaka kepadaNya. Ini kerana sudah tentu ujian dalam keadaan kita mentaatiNya itu pasti akan mendapat redha Allah selain mendapat darjat dan pangkat di dalam Syurga. Kalau dalam derhaka kemudian diuji juga, maka rugilah di dua negeri. Di negeri dunia mendapat kesusahan, di negeri Akhirat sana Neraka pula menjadi balasan. Na’uzubillahi min dzalik.



Apabila menyebut tentang ujian, maka renungilah falsafah bermakna yang digali rahsianya dari Kitab Suci Al-Qur’an Al-Karim berikut. Hayatilah ia dengan mata hati, semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Amiin.



KENAPA AKU DIUJI? “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Surah Al-Ankabut, ayat 2-3)



KENAPA AKU TAK DAPAT APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN? “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah Al-Baqarah, ayat 216)



KENAPA UJIAN SEBERAT INI? “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah Al-Baqarah, ayat 286)



RASA FRUST? “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang (sungguh-sungguh) beriman.” (Surah Ali ‘Imran, ayat 139)



BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA? “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).” (Surah Ali ‘Imran, ayat 200)



“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” (Surah Al-Baqarah, ayat 45)



APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI? “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka…” (Surah At-Taubah, ayat 111)



KEPADA SIAPA AKU BERHARAP? “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” (Surah At-Taubah, ayat 129)



AKU DAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!! “… dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (Surah Yusuf, ayat 87)



Semoga segala persoalan dan rintihan yang melanda jiwa dan sanubari kita terubat dengan janji-janji Allah… Sesungguhnya kepada Kitab Suci Al-Qur’anlah tempat kita merujuk segala permasalahan kerana ia adalah penawar… Penawar untuk kita… Marilah kita kembali kepada Al-Qur’an… Kembali mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya sepenuhnya… Semoga Allah memberkati kita semua dan manusia beriman seluruhnya! Amiin.

Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

SETIAP MUSIBAH PASTI ADA HIKMAHNYA

Ada saatnya musibah atau kesulitan datang begitu berat dan bertubi-tubiIa membuat ... Lihat Selengkapnyapundak kita berat dengan beban yang ditanggungnyaIa melemahkan daya tahan tubuh kitaIa mengacaukan pikiran kitaHempasan kesulitannya nyaris tak menyisakan sesuatuIa membuat kita menjadi putus asa dan kehilangan harapanBahkan ujung-ujungnya kita menjadi berburuk sangka atas takdir Allah yang diberikan..Tapi SaudarakuLihatlah..Lihatlah kisah nyata dibawah iniKisah lama waktu terjadi tsunami diAceh..Inilah bukti seseorang yang tidak putus asa atas rahmat Allah,sabar dan tabah dalam menghadapi musibahSemoga kita bisa mengambil hikmahnya..Berita ini menyajikan kisah korban tsunami 26 Desember 2004 di Aceh yang bernama Darmi bin Tengku Cut Haji. Saat bencana tsunami terjadi beliau harus kehilangan istri dan ketiga anaknya tercinta karena terseret tsunami. Sungguh tragis nasibnya namun beliau tidak putus asa dan tabah, bahkan pada awalnya Pak Darmi sempat mencoba mencari-cari istri dan ketiga anaknya karena berharap keluarganya masih hidup. Namun sayang harapan itu harus pupus karena keluarganya telah menghadap kepada Allah. Subhanallah, Allah memang Maha Mengatur, berawal dari pencariannya di sekolah-sekolah di Aceh (karena istrinya seorang guru) Pak Darmi justru seakan menemukan ”istrinya” kembali. Perkenalannya dengan seorang guru sekolah dasar bernama Mariati berlanjut dalam hubungan yang lebih dekat dan setelah 9 bulan bersama Pak Darmi menikahi Mariati. Namun keajaiban itu belum berakhir, sebagai ganti dari ketiga putrinya yang telah tiada Mariati hamil dan melahirkan tiga putri kembar! Subhanallah!Tidak sampai dua tahun kemudian,Allah telah mengganti istri dan ketiga anak perempuannya yang telah meninggal,dengan istri baru dan ketiga anak yang semuanya juga perempuan.Ketika kita mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiunSesungguhnya ucapan itu menyadarkan kitaBahwa hakekatnya kita adalah milik AllahLalu mengapa kita harus marah,jika suatu saat Allah mengambil milik-Nya?Jika kita mengetahui segala sesuatu bersumber kepada-Nya,Mengapa kita harus tak menerima ketika semua itu kembali kesumber-Nya?Semoga kita bisa bersikap lapang dada dalam menghadapi musibahSaudarakuAllah Maha KayaIa bisa mengganti apa-apa yang hilang dari kita,Bahkan bisa diluar akal dan pikiran kitaSeperti kasus Darmi diAceh.Maka kuatkanlah diri kita dengan bersabar..Bersabar serta tidak berburuk sangka kepada AllahTidak mudah putus asa dan merasa paling menderitaKarena dengan sikap itu akan membuat keadaan diri kita lebih lapangKetika kita ditimpa kesedihan..SaudarakuKesedihan merupakan bagian dari hidup kitaBegitu juga dengan kebahagiaanKesedihan berdampingan dengan KebahagiaanKita tidak mungkin bisa menolak kesedihan,sama seperti kita menerima dengan kebahagiaanTapi jangan biarkan kesedihan itu berkepanjangan dan berlarut-larutJanganlah memperburuk keadaan dengan sedih yang berlarutKarena itu tidak akan membantu kita keluar dari masalahMalah membuat kita lebih menderita dan menyiksa kitaSaudaraku Seringnya persoalan dalam hidup adalah bukan kesulitan itu sendiriTapi sikap kita terhadap kesulitan atau musibah yang menimpaKita sering menggerutu atas nasib yang menimpa kita,Mengutuk orang lain,mengutuk takdir yang terjadiMengutuk dirinya sendiri,bahkan mengutuk Tuhannya..Astaghfirullah hal azdim..Kesulitan sesungguhnya menentukan perkembangan hidup kitaKetika kita mampu bersabar,ikhlas atas takdir yang diberikanMaka diri kita akan menjadi pribadi yang kuatKesabaran akan mampu menetralkan beban berat dan rasa sakitYang ditimbulkan oleh persoalan yang menimpa kita.Saudaraku Musibah mengajarkan kita,bahwa kita tak ada apa-apanya dimata AllahMaka janganlah berlaku sombong didunia iniAtau berbuat kerusakan dimuka bumi ini, sehingga Alam tidak bersahabat dengan kitaSesungguhnya Allah Maha Kuasa atas Segala SesuatuMari kita hilangkan perasaan sombong dihati kitaBerdoalah kepada AllahAllah Maha Mengetahui segala kesusahan hamba-hamba-NyaAllahlah sebaik baik tempat meminta dan memohon pertolongan “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS Al Baqaroh:45)Dengan sholat dan sabar akan memperkokoh pondasi hidup kitaKita menjadi lebih kuat terhadap persoalan hidupMampu berpikir jernih dalam berusaha menyelesaikan permasalahan hidupHingga akhirnya datanglah pertolongan Allah kepada kitaSaudaraku Musibah juga mengajarkan kita untuk berbagiPeduli terhadap sesamaSaling tolong menolonglah dalam kebaikanSaling mendoakan kepada saudara yang tertimpa musibahSemoga Allah memberikan kesabaran dan mengganti apa-apa yang telah hilang dengan lebih baikYa Allah,jangan Engkau tinggalkan dosa mlainkan Engkau ampuni,Tdk ada kgalauan,kcuali Engkau berikan


Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

ADA HIKMAH DIBALIK MUSIBAH LETUSAN GUNUNG MERAPI

Musibah dan anugerah adalah dua hal yang tidak luput dari kehidupan manusia. Agama telah mengajarkan bagaimana menyikapi kedua hal tersebut. Saat mendapat musibah kita harus bersabar, dan itu baik bagi kita karena dengan kesabaran, kita berharap Allah mengampuni dosa-dosa kita. Jika mendapat anugerah kita harus menyikapinya dengan bersyukur, dan itu juga baik bagi kita. Dengan bersyukur akan menambah tabungan untuk bekal kehidupan kelak diakherat. Barang siapa bersyukur, Insya Allah, Allah akan menambah nikmat kepada orang tersebut dan barang siapa kufur, sesungguhnya azab Allah sangat pedih.

Sebagian orang lebih mudah untuk bersyukur tatkala menerima anugerah dan kenikmatan dibandingkan bersabar saat sedang diuji dengan musibah. Banyak orang menjadi putus asa dengan ujian berupa musibah dan memandang musibah adalah sesuatu yang harus dihindari. Dengan doa, Insya Allah akan menolak musibah yang akan terjadi, namun jika musibah sedang menimpa atau telah menimpa diri kita, kita harus berusaha menyikapi dengan sabar dan mengambil hikmah dibalik musibah tersebut.

Musibah sering dipandang sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan, sesuatu yang menyedihkan dan lain sebagainya. Namun jika kita renungkan sedikit ternyata banyak hal yang pada mulanya kita anggap sebagai musibah pada akhirnya menjadi sebuah berkah bagi yang mengalaminya. Hikmah di balik musibah tersebut ada yang kita sadari, namun banyak juga yang kita lewatkan begitu saja. Ibarat murid disekolah, mereka akan naik kelas setelah lulus ujian, demikian pula Allah akan menguji hamba-Nya yang beriman dan akan mengangkat derajat dengan balasan di dunia dan di akherat.

Musibah letusan gunung Merapi yang terjadi beberapa waktu lalu, telah meluluh lantakkan hampir seluruh tanaman disekitarnya, semburan awan panas telah menghanguskan sayur mayur di lereng-lerang gunung merapi. Namun beberapa bulan berikutnya, tanaman dan sayuran sangat subur hijau royo-royo yang membuat terkesima mata memandang dan menyejukan hati bagi para petani. Dan masih banyak contoh-contoh lain yang dapat kita petik hikmahnya dari sebuah musibah ataupun bencana.

Musibah tidak hanya berupa bencana alam, kesulitan ekonomi, kekurangan bahan makanan, hilangnya gas dari peredaran, kesulitan memperoleh lapangan pekerjaan seringkali menyimpan misteri hikmah didalamnya. Dan bersama kesulitan terdapat kemudahan.

Secara ekonomi kami dibesarkan dari keluarga yang boleh dibilang kurang mampu, hal ini bukan berarti kami tidak menyukuri nikmat yang telah Allah anugerahkan. Untuk keperluan sehari-hari memang waktu kecil adalah masa-masa yang berat. Belum pernah rasanya pergi ke sekolah waktu SD memakai sepatu dan memakai tas. Berangkat sekolah dengan kaki telanjang dan dengan tas kresek adalah hal yang lumrah. Saat berangkat sekolah pun tidak jarang harus menunggu pakaian dicuci dulu, karena hanya satu-satunya dan berangkat dengan pakaian setengah basah.

Walaupun kondisinya sangat berat, semangat belajar keluarga kami sangat besar. Saat sekolah lanjutan berjalan kaki 6 km dalam sehari, tidaklah begitu dirasakan. Sepulang sekolah menjelang Asyar kepingin rasanya cepat-cepat sampai dirumah dan menikmati hidangan makan siang. Kadang-kadang Sampai dirumah ternyata belum tersedia makanan, karena ayah ibu juga baru pulang dari ladang. Maka kami harus membantu memasak terlebih dahulu, itupun tidak semudah memasak beras, karena waktu itu sehari-hari dengan nasi jagung, sehingga sebelum dimasak harus di tumbuk dulu supaya menjadi tepung. Sambil menanak nasi, sebagian kami mencari sayur atau umbi-umbian untuk dijadikan lauk.

Setelah istirahat sejenak, sehabis asyar kami mulai berangkat ke ladang membantu ayah, berangkat membawa pupuk kandang yang sangat berat, dan pulangnya membawa kayu bakar atau rumput buat pakan ternak. Sambil perjalanan pulang pergi ke ladang yang lumayan jauh, biasanya saya manfaatkan untuk sambil membaca pelajaran yang telah diringkas menjadi potongan kertas kecil. Tangan kiri memegang keranjang dan sabit, tangan kanan memegang catatan pelajaran.

Untuk membayar biaya sekolahpun adalah hal yang tidak mudah waktu itu, tidak jarang kami menunggak SPP hingga beberapa bulan. Jika pembayaran sudah jatuh tempo namun belum mempunyai uang, maka pagi-pagi sehabis subuh kami bersama ibu mencabut singkong ke kebun dan dibawa ke pasar. Harga singkong juga sangat murah waktu itu, sehingga supaya cukup untuk biaya SPP kami harus mengangkut beban yang sangat berat, bahkan pernah bawaan kakak sampai roboh. Saya juga tidak jarang membawa beban berat (nyunggi) hingga sampai sekarang masih ada bekas cekungan karena tekanan sekarung singkong yang saya bawa. Selain itu kami juga rajin menguliti batang pisang lalu dijemur, setelah kering dijual untuk bahan membuat keranjang tembakau (tombong). Hasil penjualan batang pisang (debog) tersebut kadang untuk keperluan dapur, kadang untuk membayar biaya sekolah.

Uang saku ke sekolah adalah sesuatu yang langka, jika teman-teman yang lain ke kantin saat istirahat, saya lebih memilih berdiam diri di kelas atau membawa bekal singkong yang saya masukkan dalam tas plastik, dan saya makan dikebun dekat sekolah, karena malu jika dilihat teman-teman. Waktu SMEA bekal yang dibawa juga masih setia, singkong dan singkong, ya sesekali bisa ke kantin jika ada uang lebih, apakah sedih hanya mbekel singkong, enggak juga tuh, biasa aja.

Bahkan saat SMEA, saya pernah sampai tidak berangkat sekolah saat ujian nasional, karena sampai batas waktu yang ditentukan belum sanggup melunasi SPP. Saya malah berangkat ke ladang membantu ibu memetik hasil tani. Saya tidak bilang sama Ibu bahwa saya tidak berangkat karena belum bayar SPP, karena saya khawatir beliau sedih jika mengetehuinya. Namun baru sekitar setengah jam saya diladang, ada utusan pak guru yang menjemput saya dan memperbolehkan saya mengikuti ujian walaupun belum lunas. Akhirnya saya langsung berangkat ke sekolah yang berjarak 20an km dengan membonceng utusan tersebut, dan walaupun tinggal sisa waktu setengah, Alhamdulillah saya lulus saat pengumuman bahkan mendapat point A pada mata ujian tersebut (Terima kasih pa Mulyono dan mas Supadi).

Menginjak kelas 3 SMEA saya membantu memasarkan dagangan koperasi sekolah, dengan pembayaran setelah laku. Saya dapat membantu sedikit-sedikit kebutuhan di rumah dari laba hasil penjualan tersebut dan sisanya saya tabung. Setelah lulus SMEA dengan berbekal tabungan sebesar 25 ribu saya merantau ke Jakarta untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Banyak lamaran yang telah dimasukkan namun tidak ada yang dipanggil, pernah dipanggil sebagai Cleaning Service dan sempat saya jalani beberapa bulan. Namun penghasilan yang diterima jauh dari cukup. Pada saat yang bersamaan saya mencoba mendaftar sekolah kedinasan dan Alhamdulillah diterima dan kuliah Gratis. Untuk biaya sehari-hari saya sambil jualan kacang telur yang saya titipkan ke warung-warung saat berangkat kuliah dan sorenya saya menagih hasil penjualan.

Dari tempaan kondisi yang sulit tersebut justeru memacu saya semangat berdagang/berwirausaha. Setelah selesai kuliah usaha dagang tetap saya teruskan. Dengan aneka dagangan yang lebih banyak, membuat kripik, membuka warung indomi, cheese stick, dan lain-lain. Bahkan sempat penghasilan yang saya peroleh dari berdagang hampir sepuluh kali lipat dibanding dengan gaji, dengan dibantu sekitar 10 orang tenaga kerja dan menyuplai lebih dari 400 toko serta beberapa supermarket.

Hingga saat ini, justeru berdagang menjadi hobi tersendiri yang sangat membantu ekonomi keluarga. Hal ini mungkin tidak akan pernah terjadi jika saya dibesarkan dari keluarga yang berkecukupan. Namun karena kondisi sulit tersebut memaksa kami untuk menciptakan peluang-peluang penghasilan. Dengan dipadukan dengan teknologi internet berdagang menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Alhamdulillah sudah banyak kemajuan yang saya peroleh melalui usaha dagang tersebut. Membantu keuangan keluarga di kampung, tempat tinggal dan kendaraan roda 2 dan 4 walau sederhana sedikit banyak saya peroleh dari wirausaha tersebut, walaupun materi bukanlah satu-satunya ukuran kesuksesan seseorang.

Musibah dan anugerah, sukses dan gagal, jika diibaratkan dalam perjalanan di kereta api, bisa saja seperti pemandangan kiri kanan rel, sawah hijau membentang, gunung-gunung tinggi menjulang, air mengalir, pohon-pohon, dan kadang pula menemui bebatuan terjal, sambungan rel yang renggang, yang sedikit mengurangi kenyamanan, namun kita tidak terlena dengan keadaan di sekitar perjalanan, itu bukanlah tujuan, tetapi hanya pemandangan sekejap, tujuannya adalah suatu tempat stasiun/kota yang masih jauh di seberang sana.

Demikian pula, musibah dan anugerah, gagal dan berhasil dalam kehidupan adalah sebagai bumbu pemanis dalam mengarungi bahtera kehidupan, tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah atau Tuhan kita dalam keadaan yang diridhai, dan kebahagian yang tiada akhir.


Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih