Allah Swt. berfirman:
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَن يَشَاء وَهُوَ الْقَوِيُّ العَزِيزُ مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ
الدُّنْيَا نُؤتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ
"Allah Maha Lembut kepada para hamba-Nya. Dia beri penghidupan (rizki) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia-lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Barangsiapa yang ingin balasan pahala (keuntungan) di akhirat, akan Kami beri tambahan pahalanya itu baginya, dan barangsiapa yang ingin keuntungan di dunia ini saja, akan Kami berikan sebagian pahalanya (keuntungannya) itu sekarang juga, namun di akhirat ia tidak memperoleh bagian apa-apa." (QS. 42:19-20).
Tanpa terasa, saat ini kita telah berada di bulan Sya'ban. Bulan terakhir sebelum memasuki 'Penghulu Bulan', yaitu Ramadhan. Bulan Sya'ban ini, memiliki beberapa sejarah penting dan keutamaannya yang luar biasa banyaknya bila dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Mengapa dinamakan Bulan Sya'ban?
Menurut riwayat, bulan ini dinamakan Sya'ban, karena berasal dari kata syi'b, yaitu jalan di sebuah gunung atau jalan kebaikan; karena orang-orang Arab pada jaman dahulu, pada bulan-bulan tersebut mereka yatasya’abûn (berpencar) untuk mencari sumber mata air; karena mereka tasyâ'ub (berpisah-pisah di gua-gua).
Dalam riwayat lain, dikatakan juga karena bulan ini muncul (sya'aba) di antara dua bulan besar: Rajab dan Ramadhan.
Menurut pendapat lain, dinamakan Sya’ban karena pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak (yatasya’abu minhu khayrun katsiir).
Hal ini sesuai sabda Rasulullah Saw. yang terdapat dalam Raudhatul 'Ulama: "Bulan ini dinamakan Sya'ban karena pada bulan ini suatu kebaikan akan bercabang banyak."
Yahya bin Mu'adz Al-Razi mengatakan: "Sesungguhnya kata: Sya'baan terdiri dari lima huruf, yaitu: Syin, 'Ain, Ba, Alif, dan Nun. Di mana dalam setiap hurufnya akan bermakna anugerah Allah Swt. bagi kaum Muslimin. Dengan huruf Syin akan diberikan Syaraf (kehormatan) dan syafaat (pertolongan). Dengan huruf 'Ain akan diberikan 'Izzah (keperkasaan) dan karamah (kemuliaan). Dengan huruf Ba akan diberikan Birr (kebaikan). Dengan huruf Alif akan diberikan Ulfat (kelemah-lembutan). Dan dengan huruf Nun akan diberikan Nuur (cahaya).
Dan dikatakan, bahwa bulan Rajab adalah: bulan untuk mensucikan badan. Sedangkan bulan Sya'ban adalah: bulan untuk mensucikan hati. Dan bulan Ramadhan adalah: bulan untuk mensucikan ruh. Sesungguhnya orang yang mensucikan badannya pada bulan Rajab, maka ia akan mensucikan hatinya pada bulan Sya'ban. Dan orang yang mensucikan hatinya pada bulan Sya'ban akan mensucikan ruhnya pada bulan Ramadhan. Maka apabila dia tidak mensucikan badan dan hatinya di bulan Rajab dan Sya'ban, bagaimana mungkin dia akan mensucikan ruhnya pada bulan Ramadhan?"
Peristiwa-peristiwa Penting yang Terjadi di bulan Sya'ban
Pertama, Pindah Arah Kiblat
Pada bulan Sya’ban-lah, Kiblat umat Islam berpindah dari Baitul Maqdis di Palistina ke Ka'bah, di Mekkah Al-Mukarramah. Peristiwa ini terjadi setelah turun firman Allah Swt.:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ
وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
"Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke (arah) kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah diberi Kitab Taurat dan Injil, mengetahui bahwa kepindahan (arah) kiblat itu benar-benar dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa saja yang mereka kerjakan." (QS. 2:144).
Kedua, Diturunkannya Ayat tentang Anjuran ber-Shalawat kepada Nabi (Muhammad Saw.)
Pada bulan Sya'ban jugalah Allah Swt. berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah engkau atas Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. 33:56).
Cukup banyak Hadits-hadits yang menyebutkan mengenai keutamaan membaca shalawat kepada Rasulullah Saw. Salah satu di antaranya menyebutkan, bahwa siapa yang membaca shalawat satu kali, maka akan mendapatkan kebaikan (pahala) sepuluh kali, dihapuskan sepuluh keburukan (dosa-dosanya), dan diangkat derajatnya sepuluh tingkatan. Apalagi jika dilakukan pada hari Jum'at. Juga apalagi pada bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan.
Limpahan Keutamaan Bulan Sya'ban
Pertama, Diangkatnya amal-amal manusia
Pada bulan Sya’ban amal-amal manusia diangkat ke langit. Mengenai hal ini diriwayatkan, bahwa Usamah bin Zaid Ra. berkata: "Ya Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam suatu bulan (lebih banyak) dari bulan-bulan yang ada, seperti puasa engkau pada bulan Sya'ban."
Beliau Saw. bersabda: "Itulah bulan yang manusia lalai darinya; bulan antara Rajab dan Ramadhan. Sesungguhnya Sya'ban adalah bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada Rabbul 'alamin. Dan aku menginginkan pada saat amalku diangkat, di mana aku dalam keadaan berpuasa." (HR. An-Nasa’i).
Kedua, Keutamaan Berpuasa pada Bulan Sya’ban
'Aisyah Ra. menuturkan: "Rasulullah Saw. tidak pernah berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat satu bulan yang paling banyak beliau berpuasa di dalamnya, kecuali pada bulan Sya'ban." (HR. Muslim).
Syaikh Ibn Rajab Al-Hambali mengatakan: "Sesungguhnya Rasulullah Saw. mengkhususkan bulan Sya'ban dengan banyak berpuasa adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjalankan puasa bulan Sya’ban itu tak ubahnya seperti menjalankan shalat sunnah rawatib sebelum shalat wajib."
Ketiga, Sya'ban adalah Bulan Al-Qur'an
Bulan Sya'ban dinamakan juga bulan Al-Qur'an, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang, membaca Al-Qur'an selalu dianjurkan di setiap saat dan tempat (yang tentunya bersaih dan suci secara syari'at). Namun, ada saat-saat tertentu pembacaan Al-Qur'an itu lebih dianjurkan, seperti pada hari Jum'at, dan pada bulan Rajab, Sya'ban, apalagi Ramadhan.
Syaikh Ibn Rajab Al-Hambali menuturkan riwayat dari Anas Ra.: "Saat memasuki bulan Sya'ban, kaum Muslim biasa menekuni pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan."
Keempat, Malam Nishfu Sya'ban (Malam kelimabelas Bulan Sya'ban)
Pada bulan Sya'ban terdapat malam yang sangat mulia dan penuh berkah, yaitu malam Nishfu Sya'ban. Pada malam ini Allah Swt. mengampuni orang-orang yang meminta ampunan kepada-Nya, mengasihi orang-orang yang minta belas kasihan kepada-Nya, mengabulkan do'a orang-orang yang berdo'a kepada-Nya, menghilangkan kesusahan orang-orang yang susah, membebaskan orang-orang dari api neraka, dan mencatat bagian rizki dan amal manusia.
Banyak hadits yang menerangkan keistimewaan malam Nishfu Sya'ban ini, sekalipun di antaranya ada yang dha'if (lemah).
Namun demikian, Al-Hafizh Ibn Hibban telah menyatakan keshahihan sebagian Hadits-hadits tersebut, di antaranya adalah, bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda: "Allah melihat kepada semua makhluknya pada malam Nishfu Sya'ban dan Dia mengampuni mereka semua kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban).
Diriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib Kw. yang berkata, bahwa Rasulullah Saw. juga bersabda: "Jika tiba malam Nishfu Sya'ban, shalatlah kalian pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena sesungguhnya Allah Swt. akan menurunkan rahmat-Nya pada malam itu ke langit dunia, yaitu mulai dari terbenamnya matahari. Lalu Dia berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni? Adakah orang meminta rezeki, maka akan Aku beri rizki? Adakah orang yang tertimpa musibah, maka akan Aku selamatkan? Adakah begini atau begitu? Sampai terbitlah fajar." (HR. Ibnu Majah).
'Aisyah Ra. berkata, bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah Saw. Lalu ia mencari dan akhirnya menemukan Nabi Saw. di pemakaman Baqi' sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau Saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya'ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb." (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dari sahabat Mu'az bin Jabal Ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Pada malam Nishfu Sya'ban. Allah akan melihat semua makhluk-Nya, kemudian mengampuni mereka kecuali yang musyrik dan orang yang memusuhi orang lain." (Sunan Ibn Majah).
Sesungguhnya Rasulullah Saw. mengkhususkan bulan Sya'ban dengan memperbanyak puasa itu, adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjalankan puasa bulan Sya'ban itu tak ubahnya seperti menjalankan shalat sunnat rawatib sebelum shalat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya'ban adalah sebagai media berlatih sebelum menjalankan puasa Ramadhan.
Malam Nishfu Sya'ban atau bahkan seluruh bulan Sya'ban adalah saat yang tepat bagi seorang Muslim untuk sesegera mungkin melakukan kebaikan. Malam itu adalah saat yang utama dan penuh berkah. Karena itu, selayaknya seorang Muslim memperbanyak berbagai amal kebaikan. Apalagi bulan ini adalah 'pintu gerbang' menuju bulan suci Ramadhan. Sudah selayaknya setiap Muslim mempersiapkan diri pada bulan ini, dengan memperbanyak amal ibadah dan ketaatan. Tidak lain dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan untuk meraih keutamaannya yang jauh lebih besar. Sebab, di dalam bulan Ramadhan ada Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan (QS. 97:2).
Kelima, Bulan Penentuan Takdir Manusia
Bulan Sya'ban juga dikenal sebagai bulan penentuan takdir yang berhubungan dengan usia manusia dari Allah Swt. Pendapat ini berdasarkan sebuah Hadits Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh 'Aisyah Ra. Sewaktu 'Aisyah menanyakan kepada Nabi tentang bulan yang sangat disukainya hingga beliau banyak melakukan puasa sunnah, Nabi Saw. menjawab: "Sesungguhnya Allah menentukan dibulan ini setiap jiwa yang akan meninggal ditahun tersebut. Dan aku ingin jikalau ajal menjelang, aku dalam keadaan berpuasa." ( HR. Abu Ya'la).
Semoga Allah Swt.memberkati kita semua di bulan Rajab dan Sya'ban ini, dan semoga Dia memberikan kesempatakn kepada kita untuk bisa berjumpa dengan 'Tamu Agung', bulan suci Ramadhan yang akan datang, dan kita bisa mengisinya dengan amal-amal kebajikan dan ketaatan kepada-Nya. Mudah-mudahan bulan Sya'ban ini menjadi 'jembatan' bagi kita untuk dapat meraih keutamaan bulan Ramadhan yang akan datang. Amiin Ya Kariim...
Abu Hurayrah Ra. berkata, bahwa Rasululah Saw. bersabda: "Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab dan Sya'ban."
Dari 'Aisyah Ummul Mu'minin yang berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Semua manusia itu pada hari Kiamat akan merasakan lapar, kecuali para Nabi dan keluarganya, serta orang-orang yang berpuasa pada bulan: Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan. Mereka semua akan tetap kenyang; tidak merasakan haus dan lapar."
Dalam kitab Durratun Nasihiin diriwayatkan Hadits dari Anas bin Malik Ra. yang berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan lautan cahaya di bawah 'Arsy, kemudian diciptakan-Nya satu malaikat yang mempunyai dua sayap; satu sayapnya ada di timur dan satu yang lainnya ada di barat, sedangkan kepalanya terletak di bawah 'Arsy, dan kedua kakinya terletak di lapisan bumi yang ketujuh. Apabila ada seorang hamba yang bershalawat untukku pada bulan Sya'ban, maka Allah Swt. memerintahkan malaikat tersebut untuk menyelam ke dalam lautan cahaya. Malaikat itu lalu menyelam, setelah itu ia keluar sambil mengibaskan sayapnya, maka menitiklah dari tiap-tiap bulunya tetesan cahaya, di mana dari tiap-tiap tetes itu Allah menciptakan lagi malaikat yang memohonkan ampunan baginya sampai hari kiamat."
Dari Abu Hurayrah Ra. yang berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Jibril pada pertengahan bulan Sya'ban telah datang kepadaku, lalu berkata: 'Wahai Muhammad, malam ini dibukakan pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat. Maka bangkitlah engkau; shalat dan angkatlah kepala serta kedua belah tanganmu ke langit.'
Aku berkata: 'Wahai Jibril, malam apakah ini?'
Jibril menjawab: 'Pada malam ini dibukakan tiga ratus pintu rahmat, maka Allah Swt. akan mengampuni semua orang, kecuali; yang mensyerikatkan sesuatu dengan Allah (dosa syirik), juga tukang sihir atau dukun, juga pendendam, juga peminum khamr (segala yang memabukkan, termasuk narkoba), juga orang yang terus-menerus berzina, juga pemakan riba, juga orang yang durhaka kepada orang tuanya, juga pengadu domba, dan pemutus silaturahim. Sesungguhnya mereka semua tidak mendapat ampunan, hingga mereka itu mau bertaubat'."
Maka Rasulullah Saw. lalu shalat, dan menangis dalam sujudnya seraya berdo'a: "Duhai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu dan kemurkaan-Mu, dan aku tidak dapat menghitung pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji kepada Dzat-Mu, maka bagi-Mu-lah segala puji hingga Engkau ridha."
Wallahu 'alam Bishshawab...
Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih
0 komentar:
Posting Komentar