SPESIAL IDUL ADHA "MEMBANGUN KEKUATAN UMMAT"

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang begitu banyak sehingga kita bisa hadir pada pagi ini dalam pelaksanaan shalat Idul Adha. Kehadiran kita pagi ini bersamaan dengan kehadiran sekitar tiga sampai empat juta jamaah haji dari seluruh dunia yang sedang menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Semua ini karena nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita, yakni nikmat iman dan Islam.

Shalawat dan salah semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikuti setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. Kaum Muslimin Yang Berbahagia.

Idul Adha yang kita rayakan dari tahun ke tahun selalu memberi makna dan pelajaran yang amat berharga bagi kita, baik secara pribadi dan keluarga maupun sebagai umat dan bangsa. Lebih dari 200.000 jamaah haji kita dari Indonesia bersama dengan sekitar 3 juta jamaah haji dari seluruh dunia selalu kita doakan agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya dan menjadi haji yang mabrur, karena haji yang mabrur pasti memberi pengaruh positif dalam kehidupan ini.

Idul Adha tahun ini kita masuki dalam suasana duka bangsa Indonesia yang dilanda oleh berbagai musibah yang datang silih berganti, mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi sampai gunung meletus, belum lagi dengan berbagai persoalan kehidupan yang begitu banyak, baik di desa-desa terpencil maupun di perkotaan, satu persoalan belum terpecahkan sudah muncul lagi persoalan berikutnya. Oleh karena itu, mengambil hikmah dari ibadah haji dan qurban serta meneladani kehidupan Nabi Ibrahim as dan keluarganya menjadi sesuatu yang amat penting. Paling tidak, ada lima kekuatan yang harus kita bangun pada umat kita ini untuk bisa mengatasi persoalan dan membangun kehidupan yang lebih baik pada masa-masa mendatang.

Pertama, kekuatan aqidah, iman atau tauhid kepada Allah swt. Nabi Ibrahim as telah mencontohkan kepada kita bagaimana aqidah begitu melekat pada jiwanya sehingga ia berlepas diri dari siapapun dari kemusyrikan, termasuk orang tuanya yang tidak mau bertauhid kepada Allah swt sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

Sesungguhnya Telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja (QS Al Mumtahanah [60]:4).

Salah satu dampak positif dari aqidah yang kuat akan membuat seorang mukmin memiliki prinsip yang tegas dalam setiap keadaan, dia tidak lupa diri pada saat senang, baik senang karena harta, jabatan, popularitas, pengikut yang banyak maupun kekuatan jasmani dan iapun tidak putus asa pada saat mengalami penderitaan, baik karena sakit, bencana alam, kekurangan harta maupun berbagai ancaman yang tidak menyenangkan, inilah yang membuatnya menjadi manusia yang mengagumkan, Rasulullah saw bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ اِنَّ اَمْرَهُ كُلَّهُ لَخَيْرٌ وَلَيْسَ ذَالِكَ ِلأَحَدٍ اِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ ِانْ اَصَبَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَاِنْ اَصَبَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ Menakjubkan urusan orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik baginya dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mu’min. Kalau ia memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Kalau ia tertimpa kesusahan, ia sabar dan itu baik baginya (HR. Ahmad dan Muslim).

Kekuatan umat Kedua yang harus kita bangun adalah akhlak yang mulia. Kondisi akhlak masyarakat kita sekarang kita akui masih amat memprihatinkan, bila ini terus berlangsung, cepat atau lambat yang lemah dan hancur bukan hanya diri dan keluarga, tapi juga umat dan bangsa. Seorang ulama Mesir yang wafat tahun 1932 M yang bernama Syauqi Bey, menyatakan :

إِنَّماَ الأُمَمُ الأَخْلاَقُ ماَ بَقِيَتْ وَإِنْ هُمُوْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا Suatu bangsa akan kekal selama berakhlak, bila akhlak telah lenyap, lenyaplah bangsa itu. Karena itu melanjutkan misi Nabi Muhammad saw memperbaiki akhlak menjadi sesuatu yang amat penting. Profil Nabi Ibrahim dan keluarganya serta dari ibadah haji yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin sekali seumur hidupnya adalah menjauhi segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk kebaikan. Kesimpulan ini kita ambil dari larangan melakukan keburukan bagi jamaah haji, Allah swt berfirman:

(Musim haji) adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh mengerjakan rafats (perkatan maupun perbuatan yang bersifat seksual), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Dan berbekallah kamu, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS Al Baqarah [2]:197)

Akhlak mulia tercermin dari jawaban Ismail as yang meskipun begitu siap untuk melaksanakan perintah Allah swt berupa penyembelihan dirinya, namun ia tidak mengklaim dirinya sebagai orang yang paling baik atau paling sabar, tapi ia merasa hanyalah bagian dari orang-orang yang sabar karena generasi terdahulu juga sudah banyak yang sabar, Allah swt menceritakan masalah ini dalam firman-Nya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash Shaffat [37]:102).

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Ketiga, kekuatan umat yang harus kita bangun adalah kekuatan ilmu dalam arti umat ini harus menguasai ilmu pengetahuan, bukan mencari ilmu sekadar untuk mendapat gelar kesarjanaan, bahkan yang lebih tragis adalah gelar kesarjanaan sudah disandang, tapi tidak ada ilmu yang dikuasai dan diamalkanya. Oleh karena itu menuntut ilmu tidak hanya diwajibkan, tapi diberi keutamaan yang amat besar dan banyak. Generasi Ibrahim adalah generasi yang cinta akan ilmu, karena itu ia mencarinya, dimanapun ilmu itu berada, tanpa ada perasaan puas dalam mendapatkannya, bahkan ilmu yang didapatnya menyatu kedalam jiwa, sikap dan tingkah lakunya, Allah swt berfirman:

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang Tinggi (QS Shad [38]:45).

Oleh karena itu, harus kita sadari bahwa amat sedikit ilmu yang kita kuasai, namun yang amat disayangkan adalah begitu banyak orang yang malas menuntut ilmu, apalagi ilmu agama Islam, padahal ajaran Islam harus kita amalkan dan bagaimana mungkin kita akan mengamalkannya bila memahami saja tidak, akibatnya banyak orang yang hanya ikut-ikutan (taklid) dalam beramal, padahal ini merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan, Allah swt berfirman:

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al Isra [17]:36).

Allahu Akbar 3X Walillahil Hamdu. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Keempat, kekuatan umat yang harus kita bangun adalah ukhuwwah Islamiyah. Dalam ibadah haji, kaum muslimin dari seluruh dunia dengan berbagai latar belakang yang berbeda bisa bertemu, berkumpul dan beribadah di tempat yang sama, bahkan dengan pakaian yang sama. Ini semua seharusnya sudah cukup untuk memberi pelajaran betapa persaudaraan antar sesama kaum muslimin memang harus kita bangun. Bila ukhuwah Islamiyah terwujud dalam kehidupan kita, maka sebagai umat kita punya kekuatan dan kewibawaan, berbagai persoalan umat bisa dipecahkan, kualitas umat bisa diperbaiki dan ditingkatkan serta musuh-musuh Islam bisa dihadapi, bahkan mereka akan takut melihat kekuatan umat yang luar biasa. Tapi karena ukhuwah umat belum terwujud, maka jadilah umat ini seperti buih di tengah lautan yang terus mengikuti kemana beriaknya ombak bukan seperti karang yang memecahkan ombak. Karena itu peribadatan dalam Islam pada hakikatnya menyadarkan setiap muslim dan muslimah sebagai bagian dari umat Islam sedunia dan merupakan salah satu anggota masyarakat Islam sedunia yang tidak boleh berlepas diri dari persoalan-persoalan dunia Islam. Begitulah yang kita peroleh dari ibadah shalat, zakat, puasa dan apalagi haji.

Dalam konteks kehidupan kita sekarang, mungkin saja kita berbeda-beda suku dan bangsa, organisasi sosial dan politik, bahkan dalam kelompok-kelompok aliran atau pemahaman keagamaan, tapi semua itu seharusnya tidak membuat kita menjadi begitu fanatik lalu merasa benar sendiri dan menganggap kelompok lain sebagai kelompok myang salah. Harus kita ingat bahwa ukhuwah merupakan bukti keimanan dan bila ini belum kita wujudkan pertanda lemahnya keimanan yang kita miliki, Allah swt berfirman:

Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS Al Hujurat [49]:10).

Kekuatan umat Kelima yang harus kita bangun adalah kekuatan ekonomi, ini pelajaran yang bisa kita ambil dari Nabi Ibrahim as beserta keluarganya yang mau berusaha untuk mencari rizki yang halal, bukan menghalalkan segala cara. Kesulitan hidup tidak bisa dijadikan alasan untuk menghalalkan segala cara dalam mencari harta, apalagi kita memang tidak sesulit generasi terdahulu dalam memperoleh rizki. Keyakinan bahwa Allah punya maksud baik dan rizki di tangan-Nya membuat manusia seharusnya mau berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Siti Hajar berusaha mencari rizki yang dalam rangkaian ibadah haji disebut dengan sa’i. Oleh karena itu Allah swt senang kepada siapa saja yang berusaha secara halal meskipun harus dengan susah payah, Rasulullah saw bersabda: ِإنَّ للهَ تَعَالىَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى تَعِبًا فىِ طَلَبِ الْحَلاَلِ Sesungguhnya Allah cinta (senang) melihat hambanya lelah dalam mencari yang halal (HR. Ad Dailami).

Usaha yang halal meskipun sedikit yang diperoleh dan berat memperolehnya merupakan sesuatu yang lebih baik daripada banyak dan mudah mendapatkannya, tapi cara memperolehnya adalah dengan mengemis yang hanya akan menjatuhkan martabat pribadi. Bila mengemis saja sudah tidak terhormat apalagi bila mencuri atau korupsi dan cara-cara yang tidak halal lainnya. Rasulullah saw bersabda:

َلأَنْ يَحْمِلَ الرَّجُلُ حَبْلاً فَيَحْتَطِبَ بِهِ، ثُمَّ يَجِيْءَ فَيَضَعَهُ فِى السُّوْقِ، فَيَبِيْعَهُ ثُمَّ يَسْتَغْنِىَبِهِ، فَيُنْفِقُهُ عَلَى نَفْسِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ، اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ. Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar, lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik daripada seorang yang meminta minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikianlah khutbah ied kita pada pagi ini, semoga memotivasi kita untuk terus berjuang dengan penuh kesungguhan guna memperbaiki diri, keluarga, umat dan bangsa. Akhirnya marilah kita tutup dengan do’a: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan. اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami. اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرً وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا Ya Allah, jadikanlah haji mereka haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri, dosa yang diampuni, perniagaan yang tidak merugi رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

KETIKA DITIMPA MUSIBAH DAPATKAH KITA SEPASRAH SEKUAT NABIYULLAH IBRAHIM AS

Mengharubiru juga akhirnya ketika saya ber khutbah jumat kemarin dimana saya membahas kepasrahan total Nabi Ibrahim saat menerima dan patuh melaksanakan (sami’na waata’na) perintah Allah untuk ‘mengorbankan’ putra kesayangannya Ismail. Mengapa mengharubiru?, disaat khatib mengisahkan kepasrahan total Ibrahim ‘mengurbankan’ putra kesayangannya dalam rangka menjalankan perintah Allah, tak sengaja hati liar berkelana terbawa temaram bercampur aduk tertaut pada musibah banjir Wasior, Tsunami Mentawai dan Letusan Gunung Merapi yang tak kunjung henti.. Setelah menutup shalat jumat dengan salam, terngiang kata-kata khatib tentang “Kepasrahan Total”.

Entah mengapa dalam keliaran pikiran, logika saya memaknai bahwa sangat erat kaitan antara kisah Ibrahim dengan cara kita memaknai musibah yang terjadi saat ini. Pertautan itu ada pada kepatuhan akan perintah Allah dan kepasrahan akan rasa kehilangan.

Sedikit cerita tentang pengorbanan Ibrahim, bahwa hingga usia 100 tahun Ibrahim belum dikaruniai anak, dan disetiap saat beliau berdoa Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh” (Q.S 37:100). Tidak berkurang sedikitpun harapan Ibrahim untuk memperoleh keturunan. Hingga akhirnya menikahlah Ibrahim dengan Siti Hajar yang kemudian menjadi isteri kedua, setelah sekian lama pada akhirnya dari Siti Hajar dianugerahkan keturunan bernama Ismail.

Sebagaiaman orang tua pada umumnya begitu besar cinta Ibrahim akan Ismail, karena begitu lama mendambakan kehadiran seorang anak. Disaat cinta berada dalam puncak, disaat anak dalam tingkah polah yang lucu dan menawan sebagaimana anak kecil tampan yang usianya menginjak 7 tahun. Allah berkehendak lain, menguji Ibrahim dengan memberikan mimpi yang dalam mimpi tersebut terdapat firman-Nya sebagaimana dalam surat Ash Shaffaat : 102 : “Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahawa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu ” Ismail menjawab: “Hai bapaku kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Atas kepatuhan terhadap perintah Tuhannya, walaupun pada dasarnya batin seorang ayah tetap berkecamuk. Perintah Allah untuk menyembelih Ibrahim dilaksanakan, dan atas kehendak Allah ketika pedang menyentuh kulit Ismail, tiba-tiba Allah tukar Ismail dengan sejenis lembu dan menjadikan Ismail tetap selamat tidak kurang suatu apapun.

Apa kaitannya kisah Ibrahim dengan musibah berupabencana alam?. Dalam kepedihan yang teramat besar saya coba menautkan bahwa baik Ibrahim maupun benturan lempeng yang berbuah gempa, banjir bandang, hingga gunung meletus adalah sebentuk kepatuhan alam terhadap RabbNya. Ibrahim adalah hamba, begitu juga lautan, sungai, gunung dan lainnya adalah hamba Allah yang terikat pada aturan menjalankan perintahNya.

Jikapun lautan, sungai, gunung diberikan kesempatan berbicara akan perasaan mereka memaknai perintah Tuhan yang dalam perjalanan perintah itu harus ada makhluk lain yang harus dikorbankan, mungkin suaranya akan sama dengan suara Ibrahim yang sangat tidak rela untuk kehilangan putranya Ismail. Begitupun Gunung Merapi, Samudera Hindia dan Sungai-sungai di Wasior yang atas sebuah perintah Allah harus melontarkan lava pijar, awan panas, lahar dingin, tsunami, banjir bandang yang pada akhirnya tidak hanya ‘mengorbankan’ manusia tapi juga mungkin jutaan ekosistem lainnya juga menjadi korban.

Maka tautkanlah fikiran kita ketika Allah pernah memberikan opsi kepada seluruh mahluknya untuk menjadi khalifah di muka bumi, yang ternyata semua makhluk menolak termasuk Gunung, lautan, dan hanya manusia yang menyatakan kesiapannya menjadi khalifah. Disinilah makna bahwa baik Ibrahim, Gunung, lautan dan sungai hanyalah makhluk Allah yang pasrah menjalankan perintah Tuhannya.

Ibrahim mengajarkan bagaimana pasrah dan ikhlas mengorbankan apa yang paling ia cintai demi Tuhannya, dan itulah esensi pengorbanan sejatinya. Samahalnya dengan saudara kita yang kehilangan harta benda, ternak dan tentunya sanak saudara, mungkin itulah ‘pengorbana besar’ yang nilai ujian, dan pahalanya sama dengan pahala kepasrahan total yang diberikan Allah kepada Ibrahim.

Allah mungkin sedang menguji kebesaran jiwa hamba-Nya yang berada di Indonesia untuk berpasrah total mengikhlaskan bagian terbesar dari apa yang dicintainya hanya untuk Tuhannya, demi sebuah kemuliaan yang akan terjadi kelak. Sapi, kerbau, unta hanyalah symbol ritual ibadah Qurban, yang substansi berkurban itu sedang Allah tampakan saat ini melalui musibah. Berkurban hewan mulia kadarnya, namun memaknai musibah dan kehilangan apa yang paling kita cintai mungkin itulah esensi qurban sejatinya, dimana kelak dengan kepasrahan total dan keikhlasan, Allah yang memuliakan hambanya yang terkena musibah sebagaimana kemuliaan yang diberikan Allah kepada Ibrahim. ***



Tulisan ini hanyalah sebentuk kekecilan hati dan kepedihan karena keterbatasan untuk bisa berbuat, membantu hamba Allah yang lain yang sedang diuji musibah. Sebentuk doa tidak henti tertutur agar Allah mengaugerahkan kesabaran Hamba-Nya yang dilanda musibah agar mampu sekuat, sepasrah dan seikhlas Ibrahim.



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Sabar Membawa Keberhasilan

Sabar adl akhlak yg sangat mulia. Ia menjadi hiasan para Nabi utk menghadapi berbagai tantangan dakwah yg menghadang. Berhias diri dgn sabar hanyalah akan membuahkan kebaikan.

“Bersabarlah!”Demikian perintah Allah terhadap Rasul-Nya Muhammad di dlm Al Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa besar kedudukan sabar kaitan dgn keimanan kepada Allah dan kaitan dgn perwujudan iman tersebut dlm kehidupan dan terlebih sebagai pemikul amanat dakwah. Tentu jika anda menyambut seruan tersebut niscaya anda akan berhasil sebagaimana berhasil Rasulullah keberhasilan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman

“Maka bersabarlah kamu sebagaimana bersabar orang2 yg memiliki keteguhan dari para rasul.”

Sabar Ulul ‘AzmiSiapakah yg dimaksud oleh Allah dgn ulul ‘azmi yg kita diperintahkan utk mencontohnya?

1. Nabi Nuh ‘Alahi salam sebagai rasul yg pertama kali diutus ke muka bumi ini adl salah satu dari ulul ‘azmi. Beliau diutus kepada kaum yg pertama kali menumbuhkan akar kesyirikan di muka bumi. Tahukah anda bagaimana besar tantangan yg dihadapi? Coba anda renungkan ketika seseorang ingin mencabut sebuah pohon yg sangat besar yg akar telah menjalar ke segala penjuru sungguh betapa berat pengorbanannya. Allah sendiri telah memberitahukan kepada kita dgn firman-Nya:“Dan demikianlah kami menjadikan bagi tiap para nabi seorang musuh dari syetan baik dari kalangan jin dan manusia.”

Yang dipilih pertama kali dari sederetan kaum yg menghadang dakwah beliau adl keluarga yg paling dekat anak dan isterinya. Dengan perjuangan yg panjang dan berat beliau dgn kesabaran bisa meraih kemenangan di dunia dan di akhirat. Allah mengatakan tentang beliau:“Sesungguh dia adl hamba-Ku yg bersyukur.”

2. Nabi Ibrahim sebagai bapak orang2 yg bertauhid juga sebagai salah satu ulul ‘azmi. Mendobrak keangkaramurkaan yg dilakukan oleh bapak sendiri dan kaum yg dipimpin oleh seorang raja yg dzalim. Bagaimanakah perasaan anda jika anda diusir dari belaian kasih sayang dan perlindungan bapak anda? Bapak yg dipilih oleh Allah utk menghadang dakwah beliau yg berada di bawah cengkeraman raja yg mengaku diri sebagai tuhan. Dia harus menelan pil pahit angkara murka kaum yg dgn tega melempar Nabi Ibrahim ke dlm kobaran api yg sangat dahsyat. Namun apakah yg mereka bisa perbuat terhadap jasad beliau? Sia-sialah perbuatan mereka.

Di sisi lain beliau harus juga menerima ujian yg lbh pahit yaitu amanat dari Allah utk menyembelih putra yg disayangi dan diharapkan sebagai calon penerusnya. Bisakah anda membayangkan hal yg demikian itu? Kesabaranlah yg menyelamatkan dari semua ujian dan cobaan yg menimpa beliau.

3. Nabi Musa dan ‘Isa adl dua rasul yg diutus kepada Bani Israil dan sekaligus sebagai ulul ‘azmi. Tantangan yg dihadapi beliau berdua tentu tdk jauh berbeda dgn para pendahulu dari kalangan para rasul Allah. Siapa yg tdk mengenal Fir’aun si raja kufur yg menobatkan diri sebagai Rabb semesta alam raja tdk berperikemanusiaan yg membunuh anak-anak yg menurut akan bisa menggoyahkan tahta kekuasaannya. Kesabaranlah yg menjadi kunci sehingga beliau berdua dibebaskan dari segala bentuk tantangan dan ujian yg sangat dahsyat.

4. Nabi Muhammad sebagai nabi penutup dan imam para rasul juga termasuk salah satu dari ulul ‘azmi. Yang diutus kepada semua umat yg berada di atas dekadensi moral kejahiliyahan dan keberingasan. Tentu tantangan yg beliau hadapi tdk kalah hebat dgn para rasul pendahulu beliau. Para rasul pendahulu beliau hanya diutus kepada kaum tertentu sedangkan beliau diutus kepada seluruh umat. Ini menggambarkan betapa besar tantangan yg beliau harus hadapi. Allah memilih keluarga beliau yg paling dekat menjadi penjegal perjalanan dakwah beliau. Mereka tdk berbeda dgn kaum sebelum dlm memusuhi para rasul Allah. Kesabaranlah yg menjadi kunci semua perjuangan beliau.

Anda pasti menginginkan keberhasilan dlm tiap usaha yg anda lakukan. mk dari itu jadikanlah seluruh para Nabi dan Rasul Allah sebagai suri tauladan anda dlm kesabaran sehingga anda akan mendapatkan keberhasilan seperti apa yg mereka telah dapatkan.

Abdurrahman As Sa’di mengatakan di dlm tafsir beliau: “Dan adapun orang yg telah diberikan taufiq oleh Allah utk bersabar ketika ditimpa ujian lalu dia menahan diri utk tdk benci terhadap ketentuan tersebut baik dgn ucapan dan perbuatan dan berharap pahala dari Allah dan dia mengetahui bahwa apa yg dia dapatkan dari pahala krn kesabaran tersebut atas musibah yg menimpa bahkan bagi ujian itu menjadi ni’mat krn telah menjadi jalan terwujud sesuatu yg lbh baik mk sungguh dia telah melaksanakan perintah Allah dan berhasil meraih ganjaran yg besar dari sisi-Nya.”

Macam-macam Sabardan Keutamaannya

Ibnul Qayyim dlm kitab beliau Madarijus Salikin berkata: “Sabar ada tiga macam yaitu sabar dlm ketaatan kepada Allah sabar dlm menahan diri dari bermaksiat kepada Allah dan sabar dlm menghadapi ujian.”

Al Imam Al Qurthubi dlm tafsir beliau menukilkan ucapan Sahl bin Abdillah At Tasturi: “Sabar ada dua macam yaitu sabar dari bermaksiat kepada Allah mk ini adl seorang mujahid; dan sabar dlm ketaatan kepada Allah ini yg dinamakan ahli ibadah.”

Ibnul Qayyim di dlm kitab beliau Madarijus Salikin mengatakan: “Sabar dlm keimanan bagaikan kepala pada jasad; dan tdk ada keimanan tanpa sabar sebagaimana jasad tdk akan berfungsi tanpa kepala.”Umar bin Al Khaththab berkata: “Kami menjumpai kebaikan hidup ada bersama kesabaran.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Kepemimpinan dlm agama akan didapati dgn yakin dan sabar.” Allah berfirman “Dan Kami menjadikan dari mereka sebagai pemimpin yg berjalan di atas perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka yakin kepada ayat-ayat Kami.”

Rasulullah bersabda: “Tidak ada satupun pemberian kepada seseorang yg lbh baik daripada sabar.” .“Sabar adl cahaya.” .

Allah berfirman “Dan Kami benar-benar akan membalas mereka yg bersabar dgn balasan yg lbh baik daripada apa yg mereka telah lakukan.”



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Dua belas nasehat buat kita

1.Jauhilah olehmu banyak bicara (yg tdk bermanfa'at) dan jagalah lisanmu dari cerewet. sesungguhnya Allah berfirman: ''Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,kecuali bisikan-bisikan dari orang yg menyuruh (manusia)memberi sedekah atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia(An-Nisa:114) ketahuilah bahwa di sana ada orang yg menghisab pembicaraanmu dan menghitung atasmu. Ringkaslah pembicaraanmu,dan bicaralah sebatas maksud dan tujuanmu.

2.Bacalah AL-Quran Al-Kariem dan berusahalah agar ia menjadi wirid harianmu,jg berusahalah utk menghafalkannya sesuai dgn kemampuanmu agar engkau memperoleh pahala yg besar kelak di hari kiamat. Diriwayatkan dari Abdullah bin amir Radhiyallahu Anhu,dari Nabi shallahu'Alaihi wasalam beliau bersabda:''Kelak (di hari kiamat ) akan di katakan kepada pembaca Al-Quran,bacalah,pelan-pelanlah dan tartilah (dalam membacanya )sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, sesungguhnya tempat dan kedudukanmu ada pada akhir ayat yg kamu baca, (Hadist Shahih,Tirmidzi 1329). 

3.Tidak baik jika kamu membicarakan semua pembicaraan yg telah kamu dengar,sebab demikian itu memberi peluang kepadamu utk jatuh dalam lubang kebohongan, Abu Hurairah Radhiyallahu'Anhu meriwayatkan:''sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda: ''Cukuplah seorang dianggap sebagai pembohong,jika dia membicarakan semua apa yg telah di dengarnya.(Muslim dlm Mukaddimahnya,Hadist ayat 5). 

4.Jauhilah sifat sombong dan bangga diri dgn sesuatu yg bukan milikmu karena utk pamer dan menyombongkan diri di depan umum. Diriwayatkan Dari Aisyah Radhiyallahu'Anhu bahwa ada seorang perempuan yg berkata: ''Wahai Rasulullah,aku katakan bahwa suamiku telah memberiku sesuatu yg tidak pernah di berikan kepadaku,kemudian rasulullah brsabda:''Orang yg merasa kenyang dgn sesuatu yg tdk di berikan kepadanya sebagaimana orang yg memakai pakaian kepalsuan(Muttafaq Alaih). 

5.Sesungguhnya zikir kepada Allah memiliki pengaruh yg Agung bagi kehidupan Ruh,jiwa badan dan sosial muslim.oleh karena itu wahai ukhti muslimah berusahalah berdzikir kepada Allah dlm setiap saat dan keadaan,sesungguhnya Allah telah memuji hamba-hamba-NYA yg ikhlas kepada-NYA,firman-NYA::''yaitu orang-orang yg meninggal (dzikir) Allah sambil berdiri atau duduk atau dlm keadaan berbaring,9Ali_Imran:191).

6.Jika engkau hendak berbicara jgn lah engkau agung-agungkan,jgn engkau fasih-fasihkan dan jgn pula engkau buat-buat sebab yg demikian itu adalah sifat yg di benci oleh Rasulullah. Beliau bersabda:''sesungguhnya orang yg paling Aku benci dan paling jauh tmpat duduknya kelak di hari kiamat ialah mereka yg suka bicara (yg tdk berfaedah)dan yg suka mengada-adakan pembicaraannya dan para Mutafaihiqun (orang yg mengagung-agungkan pembicaraan bohong) (Hadist shahih ,diriwayatkan oleh tarmidzi,1642).

7.Hendaklah engkau berteladan kepada Rasulullah yg senantiasa lebih banyak diam dan berfikir tdk memperbanyak tertawa apalagi berlebih-lebihan di dlmnya. jika kamu berbicara maka batasilah pembicaraanmu hanya yg baik-baik saja,jika kamu tdk bisa maka diam itu lebih baik bagimu,Rasulullah bersabda:''Barang siapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia mengatakan yg baik atau lebih baik diam.(Bukhari).

8.Janganlah sekali-kali memutus sebuah pembicaraan orang lain atau membantahnya atau menampakkan pelecehan terhadapnya,tetapi jadilah pendengar yg baik yg mendengarkan pembicaraan orang lain dgn sopan (sebagai tanda budi baikmu)dan jika engkau trpaksa membantah ucapan mereka bantahlah dgn cara yg lebih baik (utk menampakkan kepribadianmu).

9.Waspadalah sepenuhnya dgn sikap mengejek dan merendahkan dialek pembicaraan orang lain seperti terhadap orang yg kurang lancar bicaranya atau terhadap mereka yg berbicara dgn tersendat sendat............Allah berfirman:''Hai orang-orang yg beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yg lain (karena) boleh jd mereka (yg di olok-olokkan)lebih baik dari mereka yg mengolok-olok dan jgn pula wanita-wanita(mengolok-olok)wanita-wanita lain (karena)boleh jd wanita(yg di olok -olokkan)lebih baik daripada wanita (mengolok-olok),,(Al-Hujurat:11).

10.jika engkau mendengar bacaan Al-Quran Al-karim,maka hentikanlah pembicaraanmu apapun masalah yg sedang engkau bicarakan,karena menghormati terhadap kalamullah. dan utk mengindah perintah-NYA yg mana Allah telah berfirman:''Dan apabila di bacakan Al-Quran maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dgn baik (tenang)agar kamu mendapat Rahmat. (Al-Araf:204).

11.senantiasa menimbang kata-kata (ucapanmu) sebelum di ucapkan oleh lisanmu,dan berusahalah agar kalimat yg terucap oleh lisanmu adalah kalimat yg baik dan menyejukkan tetap dlm kerangka jalan kebaikan,jauh dari keburukan dan sesuatu yg menghantarkan kepada Murka Allah,sesungguhnya kata-kata itu memiliki tanggung jawab yg besar,sdh berapa banyak kata-kata yg memasukan pengucapnya ke dlm syurga.sebaliknya sdh berapa banyak kata-kata yg menenggelamkan pengucapannya ke lembah jahanam. Diriwayatkan dari Abu hurairah Radhiyallahu'Anhu dari Nabi Muhammad bersabda:''sesungguhnya seorang hamba berbicara dgn sebuah pembicaraan yg mengandung Ridho Allah,seakan-akan manusia tdk peduli dgnnyamaka Allah akan mengangkatnya dgnnya beberapa derajat,dan seorang hamba berbicara dgn suatu yg di murkai Allah,seakan-akan manusia tdk peduli dgnnya maka Allah menceburkannya karenanya ke dalam lembah neraka jahanam.(HR.Bukhari:64-78).

12.Pergunakanlah lisanmu utk beramal ma'ruf dan nahyu munkar serta utk berdakwah kepada kebaikan,karena lisan adalah nikmat Allah yg agung yg telah dikaruniakan kepadamu. Allah berfirman:''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,kecuali bisikan-bisikan dari orang yg menyuruh(manusia)memberi sedekah atau berbuat Ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia,(An-Nisa:114)........



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Hormati Ibu mu....

Hai manusia, hormati ibumu Yang melahirkan dan membesarkanmu

Darah dagingmu dari air susunya Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya Dialah manusia satu-satunya Yang menyayangimu tanpa ada batasnya

Doa ibumu dikabulkan Tuhan Dan kutukannya jadi kenyataan Ridla Ilahi karena ridlanya Murka Ilahi karena murkanya

Bila kau sayang pada kekasih Lebih sayanglah pada ibumu Bila kau patuh pada rajamu Lebih patuhlah pada ibumu

Bukannya gunung tempat kau meminta Bukan lautan tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau menghiba Bukan kuburan tempat memohon doa Tiada keramat yang ampuh di dunia Selain dari doa ibumu jua 



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

HAI WANITA,JADILAH KAMU ,SEPERTI POHON KURMA....

Tidak ada kecantikan bagi seorang wanita, tiada pula keindahan, harga diri dan kedudukan kecuali beriman kepada Allah swt. Apabila dirinya tegak di... atas jalan ini, maka dia lah wanita yang mendapat petunjuk, diterima amalnya dan menjadi wanita pilihan disisi RabbNya. Namun, jika dia melepaskan jalan kebenaran tersebut,kafir terhadap Tuhannya, mengingkari agamanya dan melepaskan tuntutanNya, maka dia lah cermin kepada wanita yang murahan, hina dan terbuang. Pada saat itulah sinar kecantikan seorang wanita mulai menghilang, walau berkalung gugusan bintang di langit, meskipun bermahkota bintang gemini dan matahari terbit di keningnya. Wahai wanita muslimah yang jujur, wahai wanita mu'minah yang selalu kembali kepada Allah. Jadikanlah dirimu itu seperti sepohon kurma. Jauh dari keburukan, menjulang tinggi menghindar dari sifat mengangau. Dilempar dengan batu dia menjatuhkan buahnya, tetap hijau pada musim panas mahupun dingin dan memberikan manfaat kepada sekalian manusia. Jadilah engkau orang yang menjauhi perkara-perkara yang rendah, keperibadianmu terjaga dari segala pola hidup yang menipu rasa malu. Ucapanmu adalah zikir, pandanganmu melahirkan ibrah, diammu adalah berfikir. Saat itulah engkau mendapatkan ketenangan dan akan diterima oleh penduduk bumi. Tercurah segala pujian yang baik-baik, doa yang jujur dari semua makhluk, dan Allah swt akan menjauhkanmu dari awan kesempitan, bayang-bayang ketakutan, dan gumpalan kekeruhan. Tidurlah berbantalkan curahan doa orang-orang mu'min, lalu bangunlah untuk meraih pujian yang ditujukan kepadamu. Saat itulah engkau mula menyedari bahawa kebahagiaan bukan terdapat pada simpanan harta, kad kredit dan kereta, rumah yang bagaikan istana, mahupun pada kasih nya seorang manusia, namun pada ketaatan terhadap Zat Yang Maha Terpuji. Kedamaian hidup bukan pada hiasan keduniaan, bukan pula mengabdi kepada hamba, namun kepada kepatuhan terhadap Zat Yang Maha Mulia. Pesanku, jadilah seorang wanita yang bermarwah, yang punya kedudukan tinggi di sisi Tuhannya. Di mana namanya sentiasa disebut-sebut dalam kalangan para malaikat, dan yang berjaya memperoleh cinta yang Teragung, iaitu cintanya Ya Rabb lantas menjadi wanita yang paling bahagia di dunia.



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

JARANG YANG NYADAR BAHWA DATANGNYA MUSIBAH KARNA BANYAKNYA MAKSIYAT...

Musibah Datang Karena Maksiat Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri (dosa-dosamu), dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30) Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan, “Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87) Dari sini, maka sudah sepatutnya direnungkan, boleh jadi hujan abu yang menimpa kita sehingga menyulitkan berbagai aktivitas yang ada sebenarnya karena dosa-dosa kita sendiri. Cobalah lihat bagaimana di masyarakat kita masih mempertahankan tradisi atau ritual yang berbau syirik, sukanya memakai jimat-jimat sebagai penglaris, kuburan begitu diagungkan dan dipuja, dan sebagainya. Begitu pula banyak ritual mengatasnamakan namun tidak pernah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebar luas di tengah masyarakat dan terus dipertahankan. Belum lagi betapa sering sebagian orang meninggalkan shalat lima waktu yang wajib. Begitu pula zina dan berpakaian yang buka-bukaan aurat sudah dianggap biasa di tengah-tengah masyarakat kita. Inilah barangkali sebab datangnya musibah demi musibah yang menimpa negeri kita, berupa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan yang lainnya. Sudah seharusnya kita instrospeksi diri akan hal ini dan bersegara bertaubat pada Allah. ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)




Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Sebuah Cerita untuk di direnungkan "Melakukan Amal Ibadah Yang Wajib bukanlah Jaminan Masuk Syurga"

Seorang pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Qur’an, berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk surga dengan tumpukan amalnya.

Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari.

“Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan…”

“Apa yang sudah anda lakukan?”

“Amal ibadah bekal bagi surga saya nanti…”

“Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?”

Pemuda itu diam… lalu berkata, “Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?”

“Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?”

“Saya sendiri…hmmm….”

“Jadi kamu mau masuk surga sendiri dengan amal-amalmu itu?”

“Jelas dong tuan…”

“Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke surga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat disana…”

Pemuda itu terkejut bukan main atas ungkapan Sang Sufi. Pemuda itu antara marah dan diam, ingin sekali menampar muka sang sufi.

“Mana mungkin di surga ada yang tersesat. Jangan-jangan tuan ini ikut aliran sesat…” kata pemuda itu menuding Sang Sufi.

“Kamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi saya….”

“Toloong diperjelas…”

“Begini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak oleh Allah bagaimana?”

“Lho kenapa?”

“Siapa tahu anda tidak ikhlas dalam menjalankan amal anda?”

“Saya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan saya masih saya ingat semua…”

“Nah, mana mungkin ada orang yang ikhlas, kalau masih mengingat-ingat amal baiknya? Mana mungkin anda ikhlas kalau anda masih mengandalkan amal ibadah anda?

Mana mungkin anda ikhlas kalau anda sudah merasa puas dengan amal anda sekarang ini?”

Pemuda itu duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayang bagaimana soal tersesat di surga, soal amal yang tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas.



Dalam kondisi setengah frustrasi, Sang sufi menepuk pundaknya.

“Hai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu cukup istighfar saja. Kalau kamu berambisi masuk surga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Tuan Pemilik dan Pencipta surga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu anda tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah anda seperti orang linglung atau orang yang bahagia?”

“Saya harus bagaimana tuan…”

“Mulailah menuju Sang Pencipta surga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu. Amalmu bukan tiket ke surga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridlo dan rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnya…”

Pemuda itu semakin bengong antara tahu dan tidak.



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

KETIKA SUAMIMU MENIKAHKANMU APAKAH KAMU DI MAHAR DENGAN ALQUR'AN?

Pada jaman Rasulullah S.a.w proses pernikahan yang terjadi terkesan begitu mudah dan sederhana tanpa harus menunggu kemapanan dunia terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah ketika suatu saat Rasulullah S.a.w sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, datanglah seorang wanita menghadap beliau lalu berkata. "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kedatangan saya ini tidak lain adalah untuk menghibahkan diriku kepadamu". Maka Rasulullah pun memperhatikan wanita itu dengan seksama. Kemudian beliau hanya mengangguk-anggukkan kepala saja tanpa berkomentar. Melihat hal itu wanita tersebut paham bahwa Rasulullah belum menghendaki dirinya. Wanita itu lalu duduk. Tak berapa lama kemudian bangkitlah salah seorang sahabat Rasulullah dan berkata : " Ya Rasulullah, jika engkau tak menginginkannya maka nikahkanlah ia denganku saja." Rasulullah bertanya kepada lelaki tersebut, "Apakah engkau mempunyai sesuatu (untuk mahar)?" Ia menjawab, "Demi Allah saya tidak memiliki apa-apa ya Rasulullah." "Pergi dan temuilah keluargamu, barangkali kamu mendapatkan sesuatu disana." Pinta beliau. Lelaki itupun mengikuti saran Rasulullah S.a.w. Tak berapa lama kemudian ia kembali lagi lalu berkata, "Demi Allah saya tidak mendapati sesuatupun disana". Rasulullah S.a.w bersabda :"Lihatlah kembali, walau hanya sekedar cincin besi." Iapun pulang, lalu kembali menemui Rasulullahþ, seraya berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mendapati apa-apa disana walau sekedar cincin besi sekalipun. Tetapi ini saya mempunyai kain sarung." Lelaki itu bermaksud membagi kain sarung yang dipakainya menjadi dua bagian, separuh untuknya, sisanya untuk mahar. 

TULISAN INI SEBAGAI GAMBARAN BAGAIMANA WANITA CANTIK SEHARUSNYA MENGGAMBARKAN DIRINYA UNTUK MENJADI SEMPURNA

Sebuah tulisan sebagai gambaran bagaimana wanita cantik seharusnya menggambarkan dirinya…

begitu sempurna… semoga tulisan ini dapat menjadi gambaran bagi diri kita kelak….

Wanita pendamba syurga..

Pesona akhlakmu bagai mutiara yang berkilauan.

Halus tuturmu menggambarkan pribadi yang santun .

Kecantikan hatimu laksana kapas tanpa noda.

Kesejukan aura jiwamu seperti bidadari syurga.

Kau hiasi dirimu dengan bingkaian akhlak islami.

Semakin berwibawa karena auratmu terhijabi.

Saat wanita lain bergelimang kesenangan semu .

Menari-nari di atas lantai dansa Menenggak arak dalam gelas-gelas kristal.

Engkau justru mengurung diri Mentafakuri kehidupan akhirat yang masih ghaib .

Mengembara dalam pencarian jati diri.





Di saat wanita lain asyik memilih busana trendi.

Sibuk memoles tubuh dan wajah.

Berlomba memamerkan aurat mereka.

Engkau justru tampil bersahaja.

Dalam balutan gamis dan kerudung panjang.

Engkau sembunyikan auratmu.

Agar tak terjamah pesona kecantikan itu.

Dari mata-mata lelaki jalang.





Di saat wanita-wanita lain tertawa lepas.

Menikmati euphoria tanpa batas.

Menebar cinta basi pada lelaki .

Engkau justru menangis dalam sujud .

Mendaki taubat dalam bukit tahajud.

Mengemis ampunan pada Penggenggam nyawa..

Menutup lisan dari bicara sia-sia.





Di saat wanita-wanita lain mengidolakan Miyabi, Britney Spears, Celine Dion, Maddona.

Engkau mengidolakan Khadijah, Maryam, Asiyah, Fatimah.

Di saat wanita lain bangga aibnya terbuka.

Puas jika namanya di puja-puja.

Engkau justru mengasingkan diri dari gemerlap dunia.

Merahasiakan kebaikan yang kau lakukan pada sesama.

Karena takut jatuh pada perbuatan riya’.





Di saat wanita-wanita lain menghabiskan waktu di plaza.

Menghamburkan materi dengan sia-sia.

Engkau justru menghabiskan waktumu di mushola .

Menguatkan zikir dan memuja asma-Nya.

Merenda istigfar di atas sajadah cinta.

Di saat wanita-wanita lain hanyut dalam pesona zaman.

Bercengkerama liar dengan segala kemewahan.

Sibuk memuja artis-artis idaman.

Engkau justru sibuk mengkaji ilmu.

Mendakwahkan agama Islam tanpa ragu.

Berjibaku dengan segala kesulitan.

Meneriakkan kalimat jihad militan.





Di saat wanita-wanita lain sibuk menenteng majalah erotis.

Menggumbar gosip sesama secara sadis.

Engkau justru teguh pada Al-Qur’an dan hadis.

Yang kau jadikan pegangan hidup.

Agar iman di dadamu tidak redup.

Wanita pendamba syurga… Agungnya akhlakmu berselimut mutiara.

Pada rahimmu kelak generasi-generasi agama.

Akan Allah amanahkan.




Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Apa yang kamu harapkan....

Suatu ketika Allah berkata.


‘’Pada saat AKU baru menciptakan kamu,engkau hanya utk AKU sendiri’’

‘’Setelah KU-ciptakan Syurga,pergi dari-KU 99%,karena ingin syurga’’

‘’Setelah KU-ciptakan Neraka,pergi lagi 99% dari yg tinggal karena takut neraka’’

‘’Setelah KU-ciptakan Dunia,pergi 99% lagi dari yg sisa,karena ingin Dunia’’

‘’Hanya tinggal sedikit sekali dari Mahluk-KU yg masih tinggal di hadapan-KU’’



‘’AKU bertanya kepada mereka yg tersisa:’’Hai Mahkluk-KU fakir,mengapa kalian masih tinggal di hadapan-KU.?apakah kalian tidak ingin syurga,apakah kalian tidak takut ganasnya Neraka..??apakah kalian tidak ingin Dunia..Mahkluk-Mahkluk yg fakir itu menjawab’’Engkau lah pencipta semua yg ada,milik-MU-lah apa yg tercipta,Maha Berkuasa Engkau atas segala sesuatu,berlakulah segala yg Engkau kehendaki.

Wahai yg Maha Perkasa,tidaklah akan dapat kami miliki apapun jua,berikan kami tolak Mudharat,selain melalui kekuasaan-MU,bagaimana kami akan sanggup menginginkan apa-apa yg nyata-nyata adalah milik-MU,kemudian apalagi yg lebih baik selain tetap berada dihadapan-MU,menjadi sasaran pandangan-MU wahai Engkau yg Maha Mulia.



Cukup Engkau sajalah bagi kami..



Ya Robbi.



Suatu hari aku berjumpa seorang sufi di tengah perjalananku..



‘’semoga Allah merahmatimu,aku brtanya tentang suatu persoalan..’’tanyaku padanya.



‘’silahkan,hari-hari telah berlalu,nafas terhitung dan terbatas,sedangkan Allah terus melihat dan mendengar..’’katanya.



‘’Apakah pangkal ketaqwaan itu..??’’tanyaku



‘’Sabar’’jawabnya



‘’Lalu pangkal kesabaran.?.’’Tawakal kepada Allah’’



‘’Pangkal Tawakal.?..Memutuskan diri hanya kepada Allah,’’



‘’Pangkal memutuskan diri kepada Allah.?..’’Menyendiri bersama Allah’’



‘’Menyendiri bersama Allah itu pangkalnya Apa.?’’Tajrid (mengosongkan diri)selain Allah.’’



‘’Apakah sesuatu paling lezat.?’’tanyaku lagi..Mesra dgn suka cita pada Dzikrullah,’’jawabnya..



‘’kemudian apa yg membuat hati sangat lapar.??.Pisah dgn Allah..



‘’Apakah yg menjadi himmah (cita-cita)orang yg ma’rifat pada Allah.?’’Bertemu Allah’’



‘’Apa tanda-tanda menjadi pecinta Allah itu.??



‘’Meneguhkan rahasia bahtin dgn Allah.’’



‘’Apakah suka cita dgn Allah itu.?



‘’Meneguhkan Rahasia bahtin dgn Allah.’’



‘’Apakah pangkal dari pasrah itu.?



‘’Taslim terhadap perintah-perintah Allah.’’



‘’Lalu pangkal dari Taslim (pasrah total).?



‘’Mengingat bahwa permohonan hanya kepada Allah..’’



‘’Apakah kegembiraan paling agung.?



‘’Husnudzon kepada Allah’’



‘’Siapa manusia paling besar.?



‘’Adalah manusia yg merasa hatinya cukup dgn Allah’’



‘’Siapa manusia yg paling kuat,?



‘’orang yg meraih kekuatan pada Allah’’



‘’Siapa yg disebut orang bangkrut.?



‘’orang yg Ridho kepada selain Allah’’



‘’Apakah harga diri itu.?



‘’Melihat Dunia bersama Allah’’



‘’Kapan seorang hamba jauh dari Allah.?



‘’Ketika ia terhijab (tertirai)dari Allah.’’



‘’Kapan seseorang itu terhijab.?



‘’Manakala hatinya berhasrat kepada selain Allah’’



‘’Siapakah orang Alpa itu.?



‘’Yaitu orang yg menghabiskan usianya bukan utk ta’at kepada Allah’’



‘’Apakah Zuhud di dunia itu,?



‘’Meninggalkan kesibukan selain Allah yg menghambat bersama dgn Allah’’



‘’Siapa yg di sebut orang yg menghadap Allah.?



‘’Ya,orang yg menghadapkan segenap jiwanya pada Allah.’’



‘’Lalu siapa yg menyingkir dari Allah.?



‘’Ya ,orang yg menyingkirkan hatinya dari Allah’’



‘’Apakah Qulbun Salim itu.?



‘’Hati yg kosong selain Allah’’



‘’Ceritakan padaku darimana engkau makan.?



‘’Dari kekayaan Allah’’



‘’Apa yg sesungguhnya engkau inginkan.?



‘’Yang di tetapkan Allah padaku..’’



‘’kalau begitu beri aku wasiat.?



‘’Ta’atlah kepada Allah,Ridholah kepada ketentuan Allah dari bersukacitalah dgn Dzikrullah,maka kalian akan menjadi pilihan Allah’’



Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih

Mencintai seseorang karna Allah..............subhanallah...

Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh di sekujur tubuhmu baik ketika kau melihatnya,mendengarnya,ataupun ketika kau merasakan kehadirannya di dekatnya,adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya,namun yakinlah,bahwa jarak yg jauh terkadang justru mampu mendekatkan hati kalian,dan jg sebaliknya kedekatan tanpa ikatan pernikahan seringkali merenggangkan hati kalian.

Cinta itu tumbuh secara tak terduga,terkadang kau berpikir bahwa kau LEBIH BAIK mencintai orang tersebut,namun ketika HATImu menolaknya kau tak akan mampu berbuat apa-apa,biarlah perlahan-lahan hatimu,bersama dgn masa yg akan menghapusnya dari pikiranmu.

Namun ketika HATImu membenarkan kau justru akan dibuat kebingungan karenanya,kau justru akan berpikir sebelum kau benar-benar yakin bahwa dialah cintamu yg sebenarnya.



''CINTA KARENA ALLAH''



Adalah ketika kau mengerti,tak hanya kelebihan dari orang itu yg kau lihat,namun jg MEMAHAMI dan MENERIMA kekurangan –kekurangan yg dimilikinya,sungguhpun kau baru boleh mengatakan bahwa.

setelah kau benar-benar mengenalnya dgn sebenar-benarnya,yaitu baik dan buruknya.



''CINTA KARENA ALLAH''



Itu tidak pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan,adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yg berkilauan,karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkansebuah kehangatan yg mampu mengusir rasa dingin dari jiwamu,lebih daripada sekedar keindahan yg ternyata membuatmu beku kedinginan.



''CINTA KARENA ALLAH''



Itu tidak akan tumbuh dari kecantikaan seseorang,namun KECANTIKAAN seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya,adalah bagaimana kau bisa Rupa,harta,ataupun Nasabnya,karena inilah kau bisa menepis kefakiran,kehinaan;ketidak bahagiaan,dan kemudian mengantinya dgn kemulian yg di ridhoi oleh Allah SWT.



''CINTA KARENA ALLAH''



Akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat ingin,adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain dan bahkan kau pun bisa berdoa agar mereka bisa berbahagia.



''CINTA KARENA ALLAH''



Tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan,ketika kau melihat dia dan mencintainya,hal itu akan membuatmu semakin berbedah diri,kau menjadi mampu melihat kekurangan-kekurangan dirimu utk kemudian memperbaikinya.



''CINTA KARENA ALLAH''



Tidak akan membuatmu berpikir sempit,justru kau akan berpikir lebih jauh ke depan,lebih matang,lebih dewasa,dan ke arah yg lebih

serius,...!!!kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sdh pacaran,namun kau sdh berpikir ke arah pernikahan,karena kau sadar bahwa ia jauh lebih kokoh,suci,berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran.



''CINTA KARENA ALLAH''



Terkadang tak tumbuh dgn sendirinya,kita seperti layaknya diberi biji utk di tanam,lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya,jika kita baik maka baik pula lah perasaan itu,dan jg sebaliknya,terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dgn sendirinya,ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut namun entah mengapa kau tak berdaya,karena sebenarnya bukanlah kita yg menumbuhkan perasaan cinta tersebut,namun Rabb yg maha Pengasih dan maha penyayang lah yg berkehendak atas segala perasaan itu.



''CINTA KARENA ALLAH''



Bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang,namun bagaimana tentang kalian melihat kearah yg sama,dan berjalan kearah yg sama,kalian sadar bahwa kalian tdk akan mampu menghadapi perjalanan tersebut sendirian melainkan kau butuh seseorang utk berjalan di sisimu yg saling membantu saling meringankan,dan saling mengarahkan dlm perjalanan menggapai Ridho-NYA.



''CINTA KARENA ALLAH''



Tidaklah selalu membutuhkan beragam kesamaan diantara kalian,namun yg terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan,yaitu menggapai Ridho Allah SWT,dalam dirimu kaupun ingin agar kau merasa layak utk mencintai dan di cintai olehnya.




Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih