Tambahkanlah kami dg ilmu pengetahuan yg bermanfaat dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang2 yg shaleh! Ya Ilahi........
Engkaulah sumber keselamatan dan dari pada-Mulah datangnya keselamatan itu semua Maka hidupkanlah kami dg selamat sejahtera! Ya Allah.........
Masukkanlah kami ke dalam surga negri-Mu yg bahagia maha pemberi berkat! Maha tinggi Engkau wahai yg mempunyai keagungan dan kehormatan! Ya Rabb........
Bukakanlah pintu2 rahmat-Mu masukkanlah kami ke dalam ampunan-Mu!
Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah Salawat dan salam terhadap Rasulullah masukkanlah kami ke dalamnya! Sesungguhnya Baitullah itu rumah-Mu,Masjidilharam itu masjid-Mu,negri aman itu negri-Mu,kami ini hamba-Mu Dan tempat itu adalah tempat orang berlindung pada-Mu Ya Allah yg memelihara Ka'bah Merdekakanlah pada diri kami,abi/umi kami,saudara saudari kami,dan anak2 kami2 mukminin dan mukminat dari siksa neraka Wahai Tuhan yg maha pemurah yg mempunyai keutamaan,kelebihan,anugerah kebaikan Ya Rabb........
Baikkanlah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah kami dari kehampaan dan kehinaan di dunia dan siksa di akherat Sesungguhnya kami hamba-Mu tegak berdiri sholat bersujud menundukkan diri di hadapan-Mu Mengharapkan rahmat dari-Mu Kami takut akan siksa-Mu Kami mohon agar Engkau tinggikan nama kami, hapuskan dosa2 kami, perbaiki segala urusan kami, bersihkan hati kami, berikanlah cahaya kelak dalam kubur kami, Kami mohon pada-Mu martabat yg tinggi dalam surga-Mu
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد سبحانك ماشكرناك حق شكرك يا الله سبحانك ما اعلى شأنك يا الله اللهم حبب إلينا الإيمان و زينه فى قلوبنا وكره إلينا الكفر والفسوق والعصيان واجعلنا من الراشدين. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Hanya untuk Allah segala puji maha suci Engkau ketinggian-Mu Ya Allah cintakanlah kami kepada iman dan hiaskanlah di hati kami
Bencikanlah kami pada perbuatan kufur fasiq dan durhaka masukkanlah kami ke dalam golongan orang2 yg mendapat petunjuk-MU..Allahuma amin ya Allah..
Tidak Suka · Komentari · Bagikan
Anda, Tausiyah Abi Ridwan AlMahbuby dan 2 lainnya menyukai ini.
Saha Anjeun Amiin...
25 Desember jam 22:12 · Suka
Tulis komentar...
Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih
Ar-Rahim, Yang Maha Penyayang Tanpa Batas, adalah salah satu asma al-husna, sebuah kualitas yang sesungguhnya membuat kita, manusia dan semesta seisinya, mesti bersyukur di setiap tarikan nafas. Mbah Nyut pernah berpikir, mengapa tempat bersemainya benih kehidupan dinamakan rahim pula. Adakah semacam hubungannya? Mbah Nyut lalu memberanikan diri bertanya kepada Syaikhuna.
Beliau menerangkan…
Allah berfirman dalam hadis Qudsi: “Akulah Tuhan dan Aku adalah Yang Maha Pengasih. Aku ciptakan rahim, dan Aku berikan padanya nama yang berasal dari Nama-Ku sendiri (ar-Rahim). Maka, barangsiapa “memutuskan” rahim, niscaya Aku akan memutuskan [dia dari-Ku], dan barang siapa “menyatukan” rahim, Aku akan menyatukan diri-Ku dengannya.”
Pada rahimlah kita saksikan miniatur kekuasaan daya cipta Allah. Allah berfirman dalam hadis Qudsi “Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, dan Aku cinta untuk dikenal, maka Kuciptakan dunia agar Aku bisa dikenal.:
“Aku” Ilahiah adalah “ayah”, dan perbendaharaan tersembunyi adalah “ibu”; cinta adalah yang menggerakkan perbendaharaan tersembunyi itu menjadi maujud, yakni “anak.” Rahim, dari sisi jasmani, adalah “wadah” yang melahirkan diri kita sebagai manusia (bashar). Namun, dari sisi spiritual, hakikat kelahiran adalah ketika kita “diri ruhani” kita dilahirkan. Perlambang hakikat keruhanian murni adalah Isa as. Dan Isa lahir dari rahim yang masih suci, Perawan Maryam. Ini adalah misteri besar tentang kelahiran ruhani yang sesungguhnya dialami oleh setiap manusia.
Nafas ar-Rahman adalah tiupan yang abadi; Allah tidak sekali saja meniup lantas berhenti, sebab tiupannya adalah tiupan abadi. Tiupan ar-Rahman terus berlangsung tanpa akhir, karena Allah Maha Kekal dan aktivitasnya adalah Abadi – Allah senantiasa dalam kesibukan (S. ar-Rahman). Artinya, kita senantiasa “dibuahi” oleh Ruh Ilahi. Pada tiap momen sesungguhnya kita punya kemungkinan untuk menjadi manusia yang sesungguhnya, insan al-kamil. Setiap saat kita mempunyai kesempatan untuk menjadi “Ibu” – yakni yang melahirkan entitas-entitas permanen yang tersimpan dalam a’yan al-tsabithah, dalam Perbendaharaan Tersembunyi,” yakni saat kita menerima gelombang wahyu. Manusia diciptakan untuk melahirkan realisasi spirtual dan ini tergantung kepada kualitas penerimaan yang ada dalam diri kita. “Adam” diciptakan lengkap dengan semua kualitas. Adam adalah ayah sekaligus ibu; Adam “melahirkan” hawa, dan menjadi ayah yang membuahi “hawa” untuk melahirkan anak-anak.
Karenanya, perkawinan adalah perjanjian ikatan suci, karena ia diikat dengan kalimat syahadat. Ini berarti bahwa dalam ikatan perkawinan, manusia diharapkan menyatukan seluruh kualitas diri yang terpecah, agar siap menerima gelombang Wahyu yang abadi, dan, dalam analisis terakhir, kembali kepada persatuannya dengan Yang Ilahi. Ketika Adam terjatuh dari surga, tercerabut dari Keindahan Ilahi, Adam kehilangan ketentramannya. Adam mencari hakikat dirinya. Allah Yang Maha Pengasih lantas menyingkapkan Jamal-Nya (Keindahan-Nya) secara spesifik ke dalam lokus manifestasi yang tiada lain adalah Hawa, sang perempuan. Karenanya, Adam menemukan apa-apa yang dicarinya dalam diri Hawa.
Tetapi Adam dan Hawa tak cukup hanya saling memandang untuk kembali ke hakikat dirinya. Mereka harus bersatu; dan pernikahan adalah lambang dari persatuan ini. Kesatuan dan Pertemuan (wushul) dimaksudkan agar keseluruhan mencapai bagian dan vice versa. Pernikahan ini adalah ibadah yang tinggi. setiap tindakan ibadah memiliki kelezatan atau kenikmatan, dan setiap kenikmatan itu adalah tanda-tanda dari kenikmatan surgawi. Jadi jelas, kenikmatan “pertemuan” lebih besar ketimbang kenikmatan “melihat.”
Dalam bahasa awam, kenikmatan bersetubuh lebih besar ketimbang kenikmatan melihat persetubuhan. Jadinya, hubungan seksual yang suci dalam ikatan pernikahan yang sah adalah perlambang fana. Kini jelas, pernikahan adalah menyatukan kembali kualitas rahim yang melekat dalam diri setiap manusia, baik pria dan wanita.
Seorang pemuda tiba di Baghdad dalam perjalanannya menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Ia membawa seuntai kalung senilai seribu dinar. Ia sudah berusaha keras untuk menjualnya, namun tidak seorang pun yang mau membelinya. Akhirnya ia menemui seorang penjual minyak wangi yang terkenal baik, kemudian menitipkan kalungnya. Selanjutnya ia meneruskan perjalanannya.
Selesai menunaikan ibadah haji ia mampir di Baghdad untuk mengambil kembali kalungnya. Sebagai ucapan terima kasih ia membawa hadiah untuk penjual minyak wangi itu.
“Saya ingin mengambil kembali kalung yang saya titipkan, dan ini sekedar hadiah buat Anda,” katanya.
“Siapa kamu? Dan hadiah apa ini?,” tanya penjual minyak wangi.
“Aku pemilik kalung yang dititipkan pada Anda,” jawabnya mengingatkan.
Tanpa banyak bicara, penjual minyak wangi menendangnya dengan kasar, sehingga ia hampir jatuh terjerembab dari teras kios, seraya berkata, “Sembarangan saja kamu menuduhku seperti itu.”
Tidak lama kemudian orang-orang berdatangan mengerumuni pemuda yang malang itu. Tanpa tahu persoalan yang sebenarnya, mereka ikut menyalahkannya dan membela penjual minyak wangi. “Baru kali ada yang berani menuduh yang bukan-bukan kepada orang sebaik dia,” kata mereka.
Laki-laki itu bingung. Ia mencoba memberikan penjelasan yang sebenarnya. Tetapi mereka tidak mau mendengar, bahkan mereka mencaci maki dan memukulinya sampai babak belur dan jatuh pingsan.
Begitu siuman, ia melihat seorang berada di dekatnya. “Sebaiknya kamu temui saja Sultan Buwaihi yang adil; ceritakan masalahmu apa adanya. Saya yakin ia akan menolongmu,” kata orang yang baik itu.
Dengan langkah tertatih-tatih pemuda malang ini menuju kediaman Sultan Buwaihi. Ia ingin meminta keadilan. Ia menceritakan dengan jujur semua yang telah terjadi.
Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga". (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Risalah kali ini adalah lanjutan dari risalah sebelumnya. Pada risalah sebelumnya, kami telah menjelaskan mengenai keutamaan orang yang memberi pinjaman, keutamaan memberi tenggang waktu pelunasan dan keutamaan orang yang membebaskan sebagian atau keseluruhan hutangnya. Pada risalah kali ini agar terjadi keseimbangan pembahasan, kami akan menjelaskan beberapa hal mengenai bahaya orang yang enggan melunasi hutangnya. Semoga bermanfaat.
Keutamaan Orang yang Terbebas dari Hutang
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”
Mati Dalam Keadaan Masih Membawa Hutang, Kebaikannya Sebagai Ganti
Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”
Itulah keadaan orang yang mati dalam keadaan masih membawa hutang dan belum juga dilunasi, maka untuk membayarnya akan diambil dari pahala kebaikannya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat karena di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi hutang tersebut.
Urusan Orang yang Berhutang Masih Menggantung
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)
Al ‘Iroqiy mengatakan, “Urusannya masih menggantung, tidak ada hukuman baginya yaitu tidak bisa ditentukan apakah dia selamat ataukah binasa, sampai dilihat bahwa hutangnya tersebut lunas atau tidak.” (Tuhfatul Ahwadzi, 3/142)
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al Mu’min: 14)
Yang dimaksud dengan ikhlas dalam do’a adalah memurnikan do’a dan amalan dari segala kotoran, menujukan seluruh amalan tersebut hanya pada Allah, dan tidak menjadikan sekutu bagi-Nya, tidak riya’, tidak sum’ah.[1]
(2) Ikutilah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdo’a dan tidak boleh membuat perkara yang tidak ada dasarnya dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Yang dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam do’a adalah memulai do’a dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengangkat tangan ketika berdo’a, menghadap kiblat, berdo’a dalam keadaan suci atau berwudhu jika itu mudah, bertawassul kepada Allah (dengan nama dan sifat-Nya, dengan kebaikan yang pernah diperbuat, dengan do’a orang sholeh yang hidup dan ada di tempat), mengulangi yang diminta sebanyak tiga kali, dan lain-lain.
(3) Yakinlah akan diijabahinya do’a dan menghadirkan hati ketika berdo’a.
“Jika salah seorang dari kalian berdoa hendaklah benar-benar mantap dalam mengharap, dan janganlah mengatakan: 'Allahumma in syi'ta fa-a'thini (Ya Allah jika Engkau menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak dalam tekanan."[3]
(5) Pilihlah waktu terbaik agar mudah terijabahinya do’a.
Di antara waktu terbaik untuk berdo’a agar mudah diijabahi adalah antara adzan dan iqomah, saat sujud, di sepertiga malam terakhir, di akhir shalat, dan di saat hujan turun.
Penghalang Terijabahnya Do’a
(1) Makan, minum dan berpakaian dari yang haram, boleh jadi secara zatnya haram atau cara memperolehnya yang haram.
Dulu pada zaman Khalifah Al Manshur, salah seorang menterinya, Al-Ashma’i melakukan perburuan. Karena terlalu asyik mengejar hewan buruan ia terpisah dari kelompoknya dan tersesat di tengah padang sahara. Ketika rasa haus mulai mencekiknya, di kejauhan ia melihat sebuah kemah. Terasing dan sendirian. Ia memacu kudanya kearah sana dan menemukan penghuninya yang memukau : wanita muda dan jelita. Ia meminta air. Wanita itu berkata, “ Ada air sedikit, tetapi aku persiapkan hanya untuk suamiku. Ada sisa minumanku, kalau engkau mau ambilah”.
Tiba-tiba wajah wanita muda itu tampak siaga. Ia memandang kepulan debu dari kejauhan. ‘Suamiku datang ‘, katanya. Wanita muda itu kemudian menyiapkan air minum dan kain pembersih. Lelaki yang datang itu lebih mudah disebut bekas manusia. Seorang tua yang jelek dan menakutkan . Mulutnya tak henti-hentinya menghardik istrinya. Tidak satu pun perkataan keluar dari mulut perempuan itu. Ia membersihkan kaki suaminya, menyerahkan minuman dengan khidmat dan menuntunnya dengan mesra masuk ke kemah.
Sebelum pergi, Al-Ashma’i bertanya , “Engkau muda, cantik dan setia. Kombinasi yang jarang sekali terjadi. Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani lelaki tua yang berahlak buruk ?”
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al Mu’min: 14)
Yang dimaksud dengan ikhlas dalam do’a adalah memurnikan do’a dan amalan dari segala kotoran, menujukan seluruh amalan tersebut hanya pada Allah, dan tidak menjadikan sekutu bagi-Nya, tidak riya’, tidak sum’ah.[1]
(2) Ikutilah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdo’a dan tidak boleh membuat perkara yang tidak ada dasarnya dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Yang dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam do’a adalah memulai do’a dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengangkat tangan ketika berdo’a, menghadap kiblat, berdo’a dalam keadaan suci atau berwudhu jika itu mudah, bertawassul kepada Allah (dengan nama dan sifat-Nya, dengan kebaikan yang pernah diperbuat, dengan do’a orang sholeh yang hidup dan ada di tempat), mengulangi yang diminta sebanyak tiga kali, dan lain-lain.
(3) Yakinlah akan diijabahinya do’a dan menghadirkan hati ketika berdo’a.
“Jika salah seorang dari kalian berdoa hendaklah benar-benar mantap dalam mengharap, dan janganlah mengatakan: 'Allahumma in syi'ta fa-a'thini (Ya Allah jika Engkau menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak dalam tekanan."[3]
(5) Pilihlah waktu terbaik agar mudah terijabahinya do’a.
Di antara waktu terbaik untuk berdo’a agar mudah diijabahi adalah antara adzan dan iqomah, saat sujud, di sepertiga malam terakhir, di akhir shalat, dan di saat hujan turun.
Penghalang Terijabahnya Do’a
(1) Makan, minum dan berpakaian dari yang haram, boleh jadi secara zatnya haram atau cara memperolehnya yang haram.
Dalam hadits Abu Hurairah disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?"[4]
(2) Terlalu tergesa-gesa, bahkan meninggalkan do’a.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma'ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do'a kalian tidak lagi dikabulkan."[6]
(4) Ada hikmah, Allah memberi ganti yang lebih baik.
Ingatlah bahwa terijabahinya do’a bisa jadi dengan tiga kemungkinan. Yaitu do’a tersebut terkabul dengan segera sesuai dengan yang diminta. Boleh jadi pula Allah menggantinya dengan dihindarkan dari kejelekan yang semisal. Boleh jadi juga Allah menyimpan do’a tersebut sebagai pahala di akhirat kelak. Itulah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.”[7]
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah pernah berkata, “Sebagian orang mengira bahwa do’anya tidak diijabahi. Padahal boleh jadi, do’a tersebut sudah diijabahi lebih dari yang diminta. Atau boleh jadi ia dipalingkan dari musibah atau penyakit, yang ini lebih dari yang ia minta. Boleh jadi pula, do’a tersebut ditunda hingga hari kiamat.”[8]
Mungkin karena adanya penghalang-penghalang di atas, sehingga permintaan seseorang sulit terkabul. Intinya, introspeksilah diri. Beberapa kiat agar diijabahinya do’a, berusaha untuk dipenuhi. Lalu penghalang-penghalang terkabulnya do’a dijauhi. Terus berusaha menjadi baik waktu demi waktu sehingga permintaan kita demi kebaikan dunia dan akhirat terkabul. Moga Allah beri kemudahan dalam bisnis, usaha dan kerja keras serta dikeluarkan dari segala kesulitan. Jangan bosan-bosan untuk selalu memohon pada Allah siang dan malam.
Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih
Pada suatu hari ada seorang wanita yang sedang menyusui anaknya. Tiba tiba lewat seorang pemuda yang gagah dan tampan. Wanita tersebut berdoa, “Ya Allah, jadikanlah anakku seperti pemuda ini.”
Mendengar doa ibunya, anak yang masih menetek itu dengan ijin Allah bisa berbicara dan juga is berdoa, namun doanya berlawanan dengan ibunya. Ia berdoa, “Ya Allah, janganlah aku Engkau jadikan seperti pemuda itu."
Tidak lama kemudian ada seorang wanita yang telah dituduh berzina dan mencuri. Ia dihakimi oleh masa karena perbuatan yang dituduhkan itu. Melihat hal ini sang ibu berdoa lagi, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu.”
Mendengar doa ibunya ini, si anak juga berdoa lagi. Doanya pun berlawanan dengan doa ibunya. “Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu.”
Mendengar doa anaknya ini, sang ibu terkejut dan bertanya kepada anaknya, “Mengapa pada saat ada pemuda yang gagah dan tampan lewat, ibu berdoa agar kau dijadikan seperti dia malah tidak ingin dijadikan sepertinya. Sementara ketika seorang wanita pencuri dan penzina lewat kau malah berdoa agar dijadikan seperti dirinya?”
Boleh saja kita miskin Kalau itu jadi kehormatan Boleh saja kita lapar Kalau itu jadi keimanan
Demi kehormatan boleh miskin Demi kehormatan Demi keimanan boleh lapar Demi keimanan
Jangan sampai dijual berapa pun harga diri ini Jangan sampai ditukar dengan apa pun keimanan ini
Demi kehormatan boleh miskin Demi kehormatan Demi keimanan boleh lapar Demi keimanan
Lebih baik jalan kaki tapi punya harga diri Daripada bersedan tanpa kehormatan Lebih baik gubuk tua tapi jadi hamba Tuhan Daripada di gedung tanpa keimanan
Hanya dengan kehormatan Diri jadi berharga Hanya dengan keimanan Hidup jadi bahagia
''Cerdasnya orang yg beriman adalah dia yg mampu mengolah hidupnya yg sesaat yg sekejap utk hidup yg panjang,hidup bukan utk hidup tetapi hidup utk yg maha hidup. Hidup bukan utk mati,tapi mati itulah utk hidup.
kita jgn takut mati,jgn mencari mati jgn lupakan mati tapi rindukan mati,karena mati adalah pintu berjumpa dgn sang pencipta. mati bukanlah cerita dalam akhir hidup,tapi mati adalah awal cerita sebenarnya,maka sambutlah kematian dgn penuh ketakwaan.
Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunah Nabi setiap hari,ketujuh sunah Nabi saw itu adalah:
''Pertama,Tahajjud,karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
''Kedua,Membaca Al-Quran sebelum terbit matahari alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia,sebaiknya mata membaca Al-Quran terlebih dahulu dgn penuh pemahaman.
''Ketiga,Jangan tinggalkan mesjid terutama di waktu shubuh,sebelum melangkah kemanapun langkahkan kaki ke mesjid,karena mesjid merupakan pusat keberkahan,bukan karena panggilan Muadzin tetapi panggilan Allah yg mencari orang beriman utk memakmurkan mesjid Allah.
''Keempat,Jaga sholat Dhuha,karena kunci Rezeki terletak pada sholat Dhuha.
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”.
‘’Ya Allah beri hamba calon suami yg baik,yg sholeh,beri hamba suami yg dapat hamba jadikan imam dlm keluarga hamba.
Doa yg aku panjatkan ketika selesai menikah:
‘’Ya Allah beri hamba buah hati yg sholeh dan sholihah,agar mereka dapat mendoakan hamba ketika nanti hamba mati dan menjadi salah satu amalanku yg tdk pernah putus’’
Doa yg aku panjatkan ketika anak-anakku lahir:
‘’Ya Allah berilah hamba kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah islam yg baik meskipun mahal,berilah hamba Rizki utk itu ya Allah..’’
Doa yg aku panjatkan ketika anak-anakku sdh mulai sekolah:
‘’Ya Allah….jadikan dia murid yg baik sehingga dia dapat bermoral islam,agar dia bisa Khatam Al-Qur’an pada usia muda’’.
Doa yg aku panjatkan ketika anak-anakku sdh beranjak Remaja:
‘’Ya Allah jadikan anak-anak hamba bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku,Ya Allah hamba tdk ingin ia mengumbar auratnya,karena dia ibarat buah yg sedang Ranum,.’
Doa yg ku panjatkan ketika anak-anakku menjadi Dewasa:
‘’Ya Allah entengkan jodohnya,berilah jodoh yg sholih pada mereka,yg bibit,bebet,bobotnya baik dan sesuai setara dgn keluarga kami,’’
Doa yg kupanjatkan ketika anakku menikah:
‘’Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu dan anak ini,aku takut kehilangan perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya’’
Doa yg kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
‘’Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dgn selamat,aku inginkan nama pemberianku pada cucuku,karena aku ingin memanjangkan teritoria wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku’’
Ketika kupanjatkan doa-doa itu,aku membayangkan Allah tersenyum dan berkata…:
‘’Engkau ingin suami yg baik dan sholeh,sudahkah engkau sendiri baik dan sholeh.?engkau ingin suamimu jadi imam,sdh kh engkau menjadi makmum yg baik.??
‘’Engkau ingin anak yg sholihah,sudahkah itu ada padamu dan pada suamimu,jangan egois begitu….masak engkau ingin anak sholehah hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu..tentu mereka menjadi sholehah utama karena-KU,karena aturan yg mereka ikuti haruslah aturan-KU.
‘’Engkau ingin menyekolahkan anakmu disekolah islam,karena apa.??..prestige.?..atau …mode.?...atau engkau tdk mau direpotkan dgn mendidik islam padanya.?engkau jg harus belajar,engkau jg harus bermoral islam,engkau jg harus membaca Al-Qur’an dan berusaha mengkhatamkannya,’
‘’Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tdk menebarkan pesonanya dgn mengumbar aurat,kalau engkau sebagai ibunya jengah utk menutup aurat.?sementara engkau tahu AKU wajibkan itu utk keselamatan dan kehormatan umat-KU.
‘’Engkau bicara bibit,bebet,bobot utk calon menantumu,seolah engkau tdk percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dlm Al-Qur’an-KU percaya kalau anakmu adalah anak yg sholehah maka yg sepadanlah yg ia akan dapatkan,’’
‘’Engkau hanya mengandung,melahirkan dan menyusui anakmu,AKU yg memiliki dia saja,AKU bebaskan dia dgn kehendaknya,AKU tetap mencintainya,meskipun dia berpaling dari-KU,bahkan ketika dia melupakan-KU,AKU tetap mencintainya.
Setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar'i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.
Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.
Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar'i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biar pun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar'i tetap dipertahankan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?
Pertama, Membuka Bagian Tangan. Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). "Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihatnya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik," Tuh tidak apa-apa kan?
Kedua, Membuka Leher dan Dada. Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. "Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu." Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.
Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf "V" yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.
Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang. Setan berbisik lagi, "Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. "Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang," setan memberi ide baru.
Maka tergodalah si wanita, dicarilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. "Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin," begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang).
Keempat, Agak di Buka Sedikit. Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, "Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?" Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik."
Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. "Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy," katanya.
Ar-Rahim, Yang Maha Penyayang Tanpa Batas, adalah salah satu asma al-husna, sebuah kualitas yang sesungguhnya membuat kita, manusia dan semesta seisinya, mesti bersyukur di setiap tarikan nafas. Mbah Nyut pernah berpikir, mengapa tempat bersemainya benih kehidupan dinamakan rahim pula. Adakah semacam hubungannya? Mbah Nyut lalu memberanikan diri bertanya kepada Syaikhuna.
Beliau menerangkan…
Allah berfirman dalam hadis Qudsi: “Akulah Tuhan dan Aku adalah Yang Maha Pengasih. Aku ciptakan rahim, dan Aku berikan padanya nama yang berasal dari Nama-Ku sendiri (ar-Rahim). Maka, barangsiapa “memutuskan” rahim, niscaya Aku akan memutuskan [dia dari-Ku], dan barang siapa “menyatukan” rahim, Aku akan menyatukan diri-Ku dengannya.”
Pada rahimlah kita saksikan miniatur kekuasaan daya cipta Allah. Allah berfirman dalam hadis Qudsi “Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, dan Aku cinta untuk dikenal, maka Kuciptakan dunia agar Aku bisa dikenal.:
“Aku” Ilahiah adalah “ayah”, dan perbendaharaan tersembunyi adalah “ibu”; cinta adalah yang menggerakkan perbendaharaan tersembunyi itu menjadi maujud, yakni “anak.” Rahim, dari sisi jasmani, adalah “wadah” yang melahirkan diri kita sebagai manusia (bashar). Namun, dari sisi spiritual, hakikat kelahiran adalah ketika kita “diri ruhani” kita dilahirkan. Perlambang hakikat keruhanian murni adalah Isa as. Dan Isa lahir dari rahim yang masih suci, Perawan Maryam. Ini adalah misteri besar tentang kelahiran ruhani yang sesungguhnya dialami oleh setiap manusia.
Nafas ar-Rahman adalah tiupan yang abadi; Allah tidak sekali saja meniup lantas berhenti, sebab tiupannya adalah tiupan abadi. Tiupan ar-Rahman terus berlangsung tanpa akhir, karena Allah Maha Kekal dan aktivitasnya adalah Abadi – Allah senantiasa dalam kesibukan (S. ar-Rahman). Artinya, kita senantiasa “dibuahi” oleh Ruh Ilahi. Pada tiap momen sesungguhnya kita punya kemungkinan untuk menjadi manusia yang sesungguhnya, insan al-kamil. Setiap saat kita mempunyai kesempatan untuk menjadi “Ibu” – yakni yang melahirkan entitas-entitas permanen yang tersimpan dalam a’yan al-tsabithah, dalam Perbendaharaan Tersembunyi,” yakni saat kita menerima gelombang wahyu. Manusia diciptakan untuk melahirkan realisasi spirtual dan ini tergantung kepada kualitas penerimaan yang ada dalam diri kita. “Adam” diciptakan lengkap dengan semua kualitas. Adam adalah ayah sekaligus ibu; Adam “melahirkan” hawa, dan menjadi ayah yang membuahi “hawa” untuk melahirkan anak-anak.
Karenanya, perkawinan adalah perjanjian ikatan suci, karena ia diikat dengan kalimat syahadat. Ini berarti bahwa dalam ikatan perkawinan, manusia diharapkan menyatukan seluruh kualitas diri yang terpecah, agar siap menerima gelombang Wahyu yang abadi, dan, dalam analisis terakhir, kembali kepada persatuannya dengan Yang Ilahi. Ketika Adam terjatuh dari surga, tercerabut dari Keindahan Ilahi, Adam kehilangan ketentramannya. Adam mencari hakikat dirinya. Allah Yang Maha Pengasih lantas menyingkapkan Jamal-Nya (Keindahan-Nya) secara spesifik ke dalam lokus manifestasi yang tiada lain adalah Hawa, sang perempuan. Karenanya, Adam menemukan apa-apa yang dicarinya dalam diri Hawa. Tetapi Adam dan Hawa tak cukup hanya saling memandang untuk kembali ke hakikat dirinya. Mereka harus bersatu; dan pernikahan adalah lambang dari persatuan ini. Kesatuan dan Pertemuan (wushul) dimaksudkan agar keseluruhan mencapai bagian dan vice versa. Pernikahan ini adalah ibadah yang tinggi. setiap tindakan ibadah memiliki kelezatan atau kenikmatan, dan setiap kenikmatan itu adalah tanda-tanda dari kenikmatan surgawi. Jadi jelas, kenikmatan “pertemuan” lebih besar ketimbang kenikmatan “melihat.” Dalam bahasa awam, kenikmatan bersetubuh lebih besar ketimbang kenikmatan melihat persetubuhan. Jadinya, hubungan seksual yang suci dalam ikatan pernikahan yang sah adalah perlambang fana. Kini jelas, pernikahan adalah menyatukan kembali kualitas rahim yang melekat dalam diri setiap manusia, baik pria dan wanita.
Jadi, agar kita lahir sebagai manusia ruhani, sebagai insan kamil, kita harus menghormati kesucian rahim, sebab hanya rahim yang suci sajalah yang melahirkan manusa ruhani yang paripurna, yang dilambangkan oleh Maryam yang melahirkan Isa as. Tetapi Allah Maha Bijaksana dan Maha Tahu, bahwa tak setiap manusia punya kapasitas untuk menjadi sesuci Maryam. Karena itulah diturunkan aturan pernikahan dan adab dalam menjaga aurat bagi perempuan dan lelaki. Setiap lelaki dan perempuan yang mengikuti aturan Ilahi, khususnya dalam menjaga kehormatan rahim, ia akan dinilai setara dengan kualitas Maryam.
Tak heran, Rasulullah, Sahabat dan para Wali Allah begitu menghormati perempuan, mengingat peran agung yang dimainkan oleh kaum hawa ini. Rasulullah bersabda “Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang bersikap paling baik terhadap istrinya, dan akulah yang terbaik dalam bersikap terhadap istri.” Tak satupun para Kekasih Allah yang akan berani menyakiti istrinya, sebab saksi ikatan pernikahan mereka adalah Allah dan Rasul-Nya, karena kita membaca kalimat syahadah dalam ijab kabul.
Barang siapa yang tak menghormati rahim, ia tak akan sampai (wushul) kepada Allah – zina, perselingkuhan, pengkhianatan janji suci pernikahan, adalah tindakan yang menodai kesucian “rahim”: dan tak heran, zina, adalah seburuk-buruk jalan, karena membawa kita terlempar dari naungan ar-Rahim dan terputus dari Rahmat-Nya. Barang siapa mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya, ia harus membuktikannya dengan menghormati lokus tajalli Kerahiman-Nya. Seorang yang mencintai Allah, semestinya tunduk kepada semua perintah Allah lantaran cintanya kepada Allah, dan hamba mesti merawat cintanya ini sampai tiba waktunya untuk dipanggil bertemu dengan Kekasih…
Berlebihan dalam menuntut kesempurnaan..ada tipe istri yg tenggelam dalam khayalan dan berlebihan dalam menuntut kesempurnaan.ia menduga bhw pernikahan adalah syurga firdaus,tidak ada kesusahan..mengapa bisa terjadi hal seperti itu..penyebabnya adalah lemahnya pendidikan,berlebihan dalam memanjakan anak gadis dan kurangnya informasi mengenai realita kehidupan rumah tangga.diantara faktor penyebab terbesarnya adalah terinfirasi cerita fiksi sinetron tv dmana kehidupan rumah tangga digambarkan terbebas dari segala macam masalah..
Berpasangan engkau telah diciptakan Dan selamanya engkau akanberpasangan Bergandingan tanganlah dikau Hingga sayap-sayap panjangnan lebar lebur dalam nyala Dalam ikatan agung menyatu kalian Salingmenataplah dalam keharmonian Dan bukanlah hanya saling menatap ke depanTapi bagaimana melangkah ke tujuan semula Berpasangan engkau dalammengurai kebersamaan Kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidupbersendirian Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian AdamBerpasangan engkau dalam menghimpun rahmat Tuhan Ya, bahkan bersama puladalam menikmatinya Kerana alam dan kurniaan Tuhan Terlampau luasuntuk dinikmati sendirian Bersamalah engkau dalam setiap keadaan Keranakebahagiaan tersedia, bagi mereka yang menangis Bagi mereka yangdisakiti hatinya, bagi mereka yang mencari, bagi mereka yang mencubaDan bagi mereka yang mampu memahami erti hidup bersama Kerana merekaitulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalamkehidupan mereka Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang mautmeliputimu Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi Namunbiarkan ada ruang antara kebersamaan itu Tempat angin syurgamenari-nari diantara bahtera sakinahmu Berkasih-kasihlah, namun janganmembelenggu cinta Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darahBagai mata air kehidupan Yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantaikedua jiwa Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu pialaSaling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama..Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka Hanya biarkanmasing-masing menghayati waktu sendirinya Kerana dawai-dawai biola,masing-masing punya kehidupan sendiri Walau lagu yang sama sedangmenggetarkannya Sebab itulah simfoni kehidupan Berikan hatimu namunjangan saling menguasainya Jika tidak, kalian hanya mencintai pantulandiri sendiri Yang kalian temukan dalam dia Dan lagi, hanya tangankehidupan yang akan mampu merangkulnya Tegaklah berjajar namun janganterlampau dekat Bukankah tiang-tiang candi tidak dibina terlalu rapat?Dan pohon jati serta pohon cemara Tidak tumbuh dalam bayanganmasing-masing?
sering kali kita berpikir tentang kesalahan, keburukan, dan aib orang lain. Sampai-sampai kita menjadi sengsara karena perilaku orang lain. Padahal tidak ada satu pun yang menimpa kita kecuali buah dari perilaku kita sendiri. Tidaklah satu senyuman yang kita lontarkan kepada orang lain kecuali kembali kepada diri kita sendiri. Tidak satu patah kata yang kita ucapkan melukai orang lain, kecuali akan kembali kepada diri kita.
Oleh karena itu, janganlah menyalahkan siapapun jikalau hidup kita terpuruk, hidup kita seakan berat dan nestapa. Tiada yang tertukar. Semua perbuatan kembali kepada dirinya sendiri!
Orang-orang yang sangat beruntung itu akan berpikir sangat keras tentang dirinya. “apakah saya seorang yang menyekutukan Allah atau tidak?? apakah saya seorang yang sombong?? apakah saya ini seorang yang riya???
Disini orang yang beruntung adalah orang yang sangat berjuang untuk menemukan dirinya. Padahal bagaimana mungkin kita dapat mengubah orang lain kalau kita tidak berusaha menemukan kekurangan diri kita sendiri.
Kegagalan dakwah dalam islam adalah karena orang yang berdakwah tidak banyak mengetahui kekurangannya sendiri sehingga keindahan islam yang disampaikannya tidak sama dengan keindahan pribadinya. Kebesaran Islam yang diucapkan tidak cocok dengan perbuatannya sendiri. Berbahagialah orang-orang yang meluangkan waktu untuk mengevaluasi dirinya sendiri.
Ketika Tuhan menciptakan wanita, Dia lembur pada hari ke-6. Malaikat datang dan bertanya, ”Mengapa begitu lama Tuhan?” Tuhan menjawab, “Sudah kah engkau liat semua detail yang Aku buat untuk menciptakan mereka? 2 tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan dan semua dilakukannya dengan 2 tangan ini.”
Malaikat itu Takjub. ” Hanya dengan 2 tangan..?! Tidak mungkin!!” Tuhan menjawab, “Oh…Tidak!! Aku akan menyelesaikan ciptaan hari ini, karena ini adalah ciptaan favoritKu. Ya…dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja selama 18 jam sehari.”
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan Tuhan itu. “Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?” “Yah… Aku membuatnya begitu lembut, tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang Aku berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.”
-Ya Allah,jika aku jatuh cinta cintakanlah aku pada seseorang yg melabuhkan cintanya pada-MU,agar bertambah kekuatanku utk mencintai-MU.
-Ya Allah,jika aku jatuh cinta jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-MU.
-Ya Allah,jika aku jatuh Hatiizinkanlah aku menyentuh hati seseorang yg hatinya tertaut pada-MUagar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
-Ya Rabbana,jika aku jatuh Hati jagalah hatiku padanya agar tidak agar tidak berpaling dari Hati-MU.
-Ya Rabbul Izzati,jika aku rindu rindukanlah aku pada seseorang yg merindui syahid di jalan-MU.
-Ya Allah,jika aku rindu jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-MU.
-Ya Allah,jika aku menikmati cinta kekasih-MU janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
-Ya Allah,jika aku jatuh Hati pada kekasih-MU jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dlm perjalanan panjang menyeru manusia kepada-MU.
-Ya Allah,jika Engkau halalkan aku merindui kekasih-MUjangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakanaku pada Hakiki dan rindu abadi hanya kepada-MU.
Ya Allah,,,,,,,,, jika Aku jatuh Cinta,Cintakanlah aku Pada Seseorang yang melabuhkan Cintanya Pada Mu,agar bertambah kekuatanku Untuk menyintaiMu.......
Ya Rabbana,,,,,,,,jika aku jatuh hatijagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari pada hatiMu....
Ya,Allah,,,,,,,,,,, jika akau jatuh hati,izinkanlah aku menjatuhkan hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu..agar tak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu....
Ya Rabb,,,,,,,,,,jika aku rindumaka rindukanlah aku pada seseorang yang merindukan Syahid di JalanMu..
Ya Allah,,,,,,,,,,jika aku menikmati cinta kekasihMumaka janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajatyaitu saat saat ku bermunajat disepertiga malam terakhirMu..
Ya Rabb,,,,,,,jika aku jatuh hati pada kekasihku,,,jangan biarkan aku tertatih dan terjatuhdalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada MU....