Alkisah di negeri Arab ada seorang janda miskin yang mempunyai anak. Karena anaknya menangis kelaparan, janda itu terpaksa harus keluar rumah untuk mencari uang.
Di depan sebuah masjid, dia bertemu seorang muslim dan meminta bantuannya, “Anakku yatim dan kelaparan, aku minta pertolonganmu” kata janda itu menghiba.“Mana buktinya?” tanya lelaki muslim itu.Janda itu tidak dapat membuktikan karena dia sendiri orang asing di tempat itu. Akhirnya lelaki itu tidak menolongnya.
Setelah itu, janda miskin itu bertemu dnegna orang Majusi. Dia pun meminta bantuannya. Orang Majusi itu mengajak ke rumahnya, memuliakannya dan memberinya uang dan pakaian.
Pada malam harinya, lelaki muslim yang menolak menolong itu bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Semua orang mendatangi Nabi dan beliau menyambut mereka dnegan baik. Ketika tiba giliran lelaki itu menghadap Rasulullah, beliau mengusirnya dan menyuruhnya pergi. Lelaki itu berteriak, “Ya Rasulullah, aku ini umatmu yang mencintaimu juga”Rasulullah bertanya, “Mana buktinya?”
Lelaki itu tersadar, Rasulullah menyindirnya karena dia telah meminta bukti saat dimintai pertolongan. Dia menangis, Rasulullah lalu menunjukkan sebuah taman indah dan hunian indah di surga.“Lihat ini,” tutur Rasulullah. “Seharusnya semua ini kuberikan kepada mu. Tetapi karena kau tidak menolong janda dan anak yatim itu, kuberikan semua ini pada seorang Majusi”
Pagi harinya lelaki itu terbangun. DIa mencari janda miskin itu. Ternyata dia menemukannya sedang berada di rumah seoragn Majusi. “Ikutlah kau bersamaku,” pinta lelaki itu pada si janda. Tetapi orang Majusi tidak mau menyerahkannya. AKu akan beri kau ribuan dinar asal kau mau menyerahkannya,” pinta si lelaki muslim. Orang Majusi itu tetap dtidak mau. Lelaki itu akhirnya jengkel dan berkata. “Janda ini orang Islam. Seharusnya yang menolongnya sesama muslim juga!”
Orang Majusi itu lalu bercerita, “Tadi malam aku bermimpi bertemu Rasulullah. Dia mengatakan akan memberikan kepadaku surga yang semula akan diberikan kepadamu. KEtahuilah, pagi ini ketika aku terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikutnya karean aku telah menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang pencintanya”
Begitulah. Cinta laksana air mengalir yang memindahkan seluruh sifat dan karakter kekasih kepada yang mencintainya. Bukti nyata kita mencintai Rasulullah adalah meneladani akhlaknya dan setia mengikuti sunnahnya.
Rasulullah bersabda, “Orang yang paling aku cintai dan paling dekat kepadaku di antara kalian di akhirat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang paling kubenci dan paling jauh dariku di akhirat adalah orang yang paling buruk akhlaknya, yaitu orang yang banyak bicara, suka ngobrol dan suka melecehkan orang lain” (HR Ahmad)
Dalam riwayat Anas bin Mlaik, Nabi bersabda: “Anakku! JIka kamu mampu pada pagi dan sore hari, dan dihatimu tidak ada kedengkian pada seseorang maka lakukanlah itu”Lalu Nabi bersabda lagi, “Anakku! Yang dmeikian itu adalah diantara sunnahku. Siapa saja yang menghidupkan sunnahku maka dia sungguh telah mencintaiku. Siapa saja yang mencintaiku maka dia kana bersamaku di surga kelak” (HR Tirmidzi)
“Katakan, (wahai Muhammad), ‘JIka kalian (benar benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa dosa kalia’. Allah Maha Pengampun dna Maha Penyayang” (QS Al Imran, 3:31)
Al Quran menuturkan, “Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kalanganmu sendiri. Berat baginya apa yang kamu derita, sangat ingin agar kamu mendapatkan kebahagiaan. DIa sangat pengasih dan penyayang (raufur rahim) kepada orang orang yang beriman” (QS At Taubah 9:128).
Bagaimana kita dapat ikut merasakan penderitaan orangorang di sekitar kita? Bagaimana kita menjadi ornag yang berusaha agar orang lain hidup bahagia dan memperoleh petunjuk Allah? Bagaimana kita menumbuhkan sikap raufur rahim didalam diri kita seperti Rasulullah mencontohkan kepada kita?
Bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah tetapi dia tidak mencintai RasulNya, bohonglah ornag yang mengaku mencintai RasulNya tetpai dia tidak mencintai kaum fakir dan miskin. Dna bohonglah orang yang mengaku mencintai surga tetapi dia tidak mau menaati Allah SWT. Demikian ditegaskan Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Ulum al Din.
Jiwa kita akan bersama dengan orang yang kita cintai. Rasulullah menganjurkan kita untuk mencintai beliau dan ahli baitnya. Karena bila kita mencintainya dengan tulus maka prilaku kita akan sesuai dengan prilaku Rasulullah dan keluarganya. Kita akan bertingkah laku seperti apa yang dikehendaki Rasulullah. Seluruh kejadian yang menimpa Rasulullah dan keluarganya akan mempengaruhi emosi dan perasaan kita.Kita tidak dapat mengandalkan amal kita yang terbatas. Kita sangat tergantung dan mendambakan rahmat Allah. Siapa lagi yang menjadi rahmat bagi semua alam selain Rasulullah?~~
Tidak beriman seseorang sehingga aku lebih ia cintai ketimbang dirinya sendiri …………….[HR Bukhari dan Muslim]
Kirimkan teman lain ingin ikut membaca juga. Terimakasih
0 komentar:
Posting Komentar